Cerita Mahasiswa Asal Bekasi Puasa di Rusia, Sambil Mengenalkan Masakan Indonesia

Mahasiswa Indonesia di Rusia Faiz Arsyad (kanan berbaju hitam) bersantap buka puasa di Hotel Sevastopol bersama kolega pada Jumat, 24 Maret 2023. Sumber: Dokumen Pribadi
Mahasiswa Indonesia di Rusia Faiz Arsyad (kanan berbaju hitam) bersantap buka puasa di Hotel Sevastopol bersama kolega pada Jumat, 24 Maret 2023. Sumber: Dokumen Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta -Mahasiswa Indonesia asal Bekasi di Rusia, Faiz Arsyad, harus menjalani puasa Ramadan pada tahun ini sekitar 15 sampai 16 jam setiap harinya – lebih lama dibandingkan menunaikan ibadah di Indonesia.

Rasa rindu akan rumah kerap dihadapi, tetapi dia mengaku makin dekat dengan komunitas muslim saat menjalani bulan suci.

“Sudah hampir satu setengah tahun gak pulang ke Indonesia, pasti kangen banget, banget, banget, makanan Indonesia,” kata pelajar dari HSE University, Moskow, ini melalui pesan singkat kepada Tempo pada Rabu, 29 Maret 2023.

Menurut Faiz, salah satu cara mengatasi rindu itu adalah dengan masak sendiri atau bersama teman-teman mahasiswa yang lain.

Sebab di Rusia, tidak ada restoran Indonesia yang buka. “Biasanya kalau ingin makan-makanan Indonesia ya kami pergi ke kantin KBRI,” kata Faiz. 

Satu foto di muka menunjukkan Faiz berpose sebelum berbuka di hari kedua puasa. Dia bersama rekan mahasiswa internasional, dalam potret tersebut, tengah siap menyantap ayam goreng Kalasan, telur balado, bakwan, soto ayam, sup ayam, dan nasi goreng.

“Ramadan di Rusia sama seperti di negara-negara lain, membuat umat Islam semakin dekat dan bisa berbagi lebih banyak kepada yang membutuhkan,” kata mahasiswa Fakultas Ekonomi tersebut.

Puasa di Ramadan ini adalah yang merupakan yang kedua bagi Faiz selama di Rusia. Bulan suci di Rusia tahun ini berbarengan dengan musim semi, sementara sebelumnya pada musim panas.

Faiz saat ini disibukkan menjalani rutinitas kuliahnya. Namun, dia masih bisa menyempatkan ke acara Ramadan seperti yang berlangsung di Masjid Bersejarah Moskow.

Dalam acara ‘Tenda Ramadan’ yang dia datangi, perwakilan dari negara-negara Muslim yang ada di Rusia bergantian mengisinya dengan hidangan dan souvenir dari negaranya masing-masing.

“Waktu itu saya datang ke Tenda Ramadan Uzbekistan, untuk mengetahui budaya dan bagaimana perkembangan Islam di sana,” katanya.

Berbicara mengenai menu favorit saat di Rusia, Faiz mengatakan, ada dua makanan: Plov – semacam nasi goreng khas Asia selatan, dan Lepyoshka – roti khas dari Asia selatan.

Jika hidangan itu disantap bersama orang Rusia, itu akan ditambah Plemani – semacam dumpling atau dimsum, dan Borsch – sup khas bangsa Slavia.

Selama Ramadan ini, Faiz sebisa mungkin menjaga komunikasi dengan keluarga di Indonesia secara rutin. “Insya Allah saya juga akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat dan merayakan Lebaran di Indonesia bersama keluarga besar,” imbuhnya.

Pilihan Editor: Duta Besar Rusia Ikut 'Puasa' Ramadan

DANIEL A. FAJRI