Tradisi Menjelang Berbuka Puasa, Membedah Istilah dan Muasal Ngabuburit

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Ilustrasi dua orang perempuan sedang ngabuburit (Sumber: Indonesia.travel)
Ilustrasi dua orang perempuan sedang ngabuburit (Sumber: Indonesia.travel)

TEMPO.CO, Jakarta - Ngabuburit merupakan tradisi yang lebih dikenal pada saat bulan Ramadan. Istilah ini juga sebagai kegiatan pada waktu menunggu berbuka puasa. Bagaimana sebenarnya istilah dan muasal ngabuburit itu?

Mengutip dari Unpas.ac.id, meski cukup populer di Indonesia, namun masyarakat belum banyak yang tahu bahwa istilah ngabuburit ternyata berasal dari bahasa Sunda. Ngabuburit awalnya berasal dari kata dasar yaitu burit yang berarti sore atau petang.

Istilah ngabuburit telah muncul sejak lama, tepatnya ketika kebudayaan Islam memasuki tanah Sunda.

Dilansir dari goodnewsfromindonesia, ngabuburit umumnya diucapkan banyak orang pada sore hari, tepatnya setelah Ashar.

Seiring berjalannya waktu, istilah ngabuburit kemudian digunakan untuk menyebut kegiatan yang dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa.

Ngabuburit dilakukan sebagai bentuk hiburan setelah seharian berpuasa.

Masyarakat Indonesia biasanya melakukan ngabuburit dengan berbagai aktivitas, seperti berolahraga, berjalan-jalan, atau sekedar duduk santai dengan teman-teman.

Zaman dulu, anak-anak lebih banyak mengisi kegiatan ngabuburit dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.

Namun, kegiatan ngabuburit sekarang lebih banyak disesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing, seperti melakukan kegiatan yang lebih kreatif, bukan hanya untuk mengisi waktu, tapi juga agar dapat menghayati Ramadan.

Berburu takjil juga menjadi salah satu yang paling sering dilakukan saat ngabuburit.

Pilihan editor : 6 Film Netflix Tentang Religi yang Cocok Ditonton Sambil Ngabuburit

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.