Kajian Ramadhan, Ketua Umum Muhammadiyah: Jihad Ekonomi untuk Memerangi Kejahatan

Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, JakartaKekuatan dan kemandirian umat Islam tidak cukup hanya beralaskan dogma-dogma dan etos dakwah amar ma’ruf nahi munkar tanpa disertai dengan kemampuan-kemampuan berdaya tawar tinggi dalam relasi sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jihad ekonomi merupakan salah satu pilar keumatan yang harus terus diperjuangkan dan ditegakkan. Jihad ekonomi merupakan salah satu wujud amar ma’ruf nahi munkar yang harus dilakukan secara masif, terstruktur, dan sistematis.

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan hal tersebut saat membuka kegiatan kajian Ramadhan 1444 Hijriah bertema “Membangkitkan Jihad Ekonomi” di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu, 25 Maret 2023. Kegiatan ini disatukan dengan acara peneguhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, serta peluncuran belasan buku karya penulis Muhammadiyah.

Penulis yang hadir, antara lain, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat; Pendiri Lembaga Ekonomi Ummat (LEU) Sutrisno Lukito, serta ekonom dan Staf Khusus Presiden Joko Widodo Bidang Ekonomi Arief Budimanta. 

Haedar Nashir sangat mengapresiasi PWM Jawa Timur dan UMM yang telah mempelopori kajian jihad ekonomi. Kajian jihad ekonomi memang jadi salah satu putusan penting dan strategis dalam Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, 2-7 Agustus 2015.

Putusan tersebut ditindaklanjuti dan terus dikembangkan. Misalnya, dengan membentuk forum saudagar Muhammadiyah dan revitalisasi amal usaha ekonomi yang di daerah-daerah. Mereka dibuatkan jejaring kerja sama supaya bisa terintegrasi untuk memajukan umat dan memerangi kemiskinan. 

Dalam konteks itu, ekonomi jadi keniscayaan dan umat Islam yang mampu harus mampu jadi khoiro ummah, jadi umat terbaik untuk jadi penolong umat Islam yang duafa, sekaligus bila ingin bersaing dengan golongan lain dalam semangat fastabiqul khairat alias berlomba-lomba dalam kebaikan. 

Selanjutnya: Kemiskinan masih melekat pada kaum muslim ...