Apa Arti Ramadan Bulan Al-Quran? Begini Dalilnya

Reporter

Jemaah membaca Alquran di Masjid Istiqlal saat bulan Ramadan, Jakarta,  Rabu, 6 April 2022. Penghargaan sertifikat EDGE diberikan langsung dari lembaga International Finance Corporation melalui Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste Azam Khan yang diterima langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu, 6 April 2022. TEMPO/Subekti
Jemaah membaca Alquran di Masjid Istiqlal saat bulan Ramadan, Jakarta, Rabu, 6 April 2022. Penghargaan sertifikat EDGE diberikan langsung dari lembaga International Finance Corporation melalui Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste Azam Khan yang diterima langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu, 6 April 2022. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, JakartaRamadan dijuluki sebagai bulan Alquran karena memiliki sejumlah keistimewaan. Meski lebih dikenal sebagai waktu pelaksanaan ibadah wajib puasa (syahrus shiyam), ternyata Ramadan juga menyediakan pengaruh amat besar terhadap penyucian jiwa umat manusia. Maka dari itu, berbagai hadits shahih menerangkan keutamaan muslim untuk senantiasa membaca kitab dalam agama Islam tersebut.

Apa Arti Ramadan Bulan Al-Quran?

Menurut Ketua GP Ansor Pidie Jaya Aceh, Teungku Helmi Abu Bakar el-Langkawi kepada laman NU (Nahdlatul Ulama) Lampung, generasi saleh dari era para sahabat Rasulullah telah terbiasa mengkhatamkan Al-Quran lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya. Fenomena ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Abu Hurairah.

Artinya, “Jibril (saling) belajar Al-Quran bersama Nabi Muhammad setiap setahun sekali (khatam saat Ramadan). Pada tahun beliau menjelang wafat, telah dua kali khatam (selama Ramadan),” (HR. Al-Bukhari).

Berdasarkan hal itu, para ulama dari dulu hingga sekarang mentradisikan khatam Al-Quran selama Ramadan. Ada yang tiga malam sekali, setiap tujuh malam sekali, maupun setiap sepuluh malam sekali. Maksud dari arti Ramadan bulan Al-Quran juga tertuang dalam Surat Al-Baqarah ayat 185.

Artinya, “Bulan Ramadan (adalah bulan) yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai pedoman bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan salah). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negerinya) di bulan itu, maka hendaklah berpuasa dan barangsiapa sakit dalam perjalanan (lalu berbuka), maka (wajib baginya mengganti puasa) sebanyak hari yang ditinggalkan, pada hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang dikaruniakan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Santriwan Pesantren Ahmad Dahlan Yogyakarta, Ahmad Farhan Juliawansyah dalam acara Siraman Hati episode ke-2 yang dikutip dari laman Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta, menyebutkan bahwa para ulama salaf termasuk pula Tabiut Tabi’in selalu meningkatkan intensitasnya dalam membaca Al-Quran. Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitab Lathaiful Ma’arif.

Manfaat Membaca Al-Quran di Bulan Ramadan

Rasulullah selalu membaca Al-Quran di bulan Ramadan dan menjadikannya lebih dermawan. Hal tersebut sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Artinya, dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Nabi adalah orang yang sangat dermawan dan beliau lebih dermawan saat bulan Ramadan (beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya ayat suci Al-Quran) dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”

Lebih lanjut, Imam Malik juga meninggalkan mempelajari hadits dan lebih berkonsentrasi untuk membaca Al-Quran ketika bulan Ramadan. Hal itu juga dikerjakan oleh Sufyan at-Tsauri. Pengalaman berbeda hadir dari An-Nakhai yang mengkhatamkan Al-Quran setiap tiga hari. Diikuti oleh Qatadah yang menyelesaikan membaca kitab utama agama Islam tersebut setiap tujuh hari sekali.

Az-Zuhri menyebutkan bahwa, “bulan ini (Ramadan) merupakan bulan membaca Al-Quran dan memberi makan.”

Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) sekaligus Sekretaris Pusat Pembinaan Agama (PPA) Universitas Brawijaya, In’amul Wafi menjelaskan bahwa Al-Quran menjadi petunjuk para muslimin yang menyelamatkan dari kegelapan, menumbuhkan keyakinan akan Tuhan, dan menggantikan rasa gundah terhadap ketentraman. Sehingga, bentuk dari rasa syukur atas nikmat Al-Quran, setidaknya manusia harus memenuhi seruan Allah untuk berpuasa di bulan Al-Quran diturunkan (bulan Ramadan).

Selain berpuasa, perbuatan baik yang dapat dilaksanakan ketika Ramadan meliputi bersedekah, beribadah pada malam hari (qiyamul lail), membaca Al-Quran, i’tikaf, dan umrah bila mampu. Dengan mampu memahami arti Ramadan bulan Ramadan, maka bertambah pula kecintaan, kebiasaan membaca, dan implementasi ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pilihan editor: Kemenhub Gelar Program Mudik Gratis Lebaran 2023, Catat Lokasi Tujuannya

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA