Menjelang Ramadan, Harga Cabai Rawit di Jember Tembus Rp 80 Ribu per Kg

Reporter

Pedagang menunjukkan cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa, 8 Maret 2022. Harga cabai rawit merah mengalami kenaikan dari harga normal Rp 35.000 per kilogram, saat ini harga cabai rawit merah mencapai Rp 55.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
Pedagang menunjukkan cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa, 8 Maret 2022. Harga cabai rawit merah mengalami kenaikan dari harga normal Rp 35.000 per kilogram, saat ini harga cabai rawit merah mencapai Rp 55.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang bulan Ramadan 1444 Hijriah atau Lebaran 2023, harga komoditas cabai rawit di sejumlah pasar tradisional Jember meroket tembus Rp80 ribu per kilogram. Karena pasokan ke berkurang dan cuaca ekstrem, beberapa pekan terakhir ini.

"Harga cabai rawit memang melonjak sejak awal Maret 2023 karena pasokan dari petani berkurang dan banyak cabai petani yang rusak akibat cuaca ekstrem," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember Bambang Saputro di kabupaten setempat, Selasa.

Pantauan di sejumlah pasar tradisional di kawasan kota Jember tercatat harga cabai rawit berkisar Rp75.000 hingga Rp80.000 setiap Kg, sedangkan untuk cabai merah besar berkisar Rp30.000 hingga Rp35.000 per Kg.

"Harga cabai merah besar dan cabai keriting juga mengalami kenaikan selama beberapa hari terakhir, tapi tidak terlalu meroket seperti cabai rawit merah," tuturnya.

Harga cabai rawit di pasar tradisional mulai naik pada awal Maret 2023 dengan harga berkisar Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogramnya, kemudian setiap pekan terus merangkak naik hingga pertengahan Maret 2023 menjadi Rp80.000 per kilogram.

"Penyebab kenaikan harga cabai karena pasokan dari petani berkurang akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan cabai petani rusak hingga gagal panen," katanya.

Bambang berharap harga cabai tidak terus naik karena pekan depan sudah mulai masuk bulan Ramadan dan mudah-mudahan ada pasokan cabai dari luar daerah agar harga komoditas tersebut bisa kembali stabil.

Sementara pedagang di Pasar Tanjung Saiful mengatakan harga cabai perlahan-lahan merangkak naik menjelang Ramadan karena kebutuhan masyarakat akan komoditas tersebut meningkat, namun pasokan dari petani berkurang.

"Para pedagang juga mengurangi pembelian karena komoditas cabai rawit tidak bisa bertahan lama dan mudah busuk, sehingga pedagang menjual ke masyarakat juga disesuaikan dengan pembelian kami ke pengepul," ujarnya.

Ia menjelaskan masyarakat juga mengurangi pembelian cabai rawit karena mahalnya harga bahan membuat sambal tersebut, termasuk warga yang memiliki warung yang menjual menu makanan pedas.

Pilihan EditorDatangi Pasar Baleendah, Jokowi Sebut Harga Cabai Rawit Merah dan Hijau Naik

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.