Belangiran Tradisi Warga Lampung Mandi di Sungai Sambut Ramadhan

Reporter

Muda-mudi malakukan ritual Belangiran di Bandar Lampung, Lampung, Kamis 24 Maret 2022. Ritual Belangiran atau mandi bersama untuk bersuci dilakukan masyarakat Lampung menjelang memasuki bulan Ramadhan untuk kesucian dan keberkahan dalam melaksanakan ibadah puasa. ANTARA FOTO/Ardiansyah
Muda-mudi malakukan ritual Belangiran di Bandar Lampung, Lampung, Kamis 24 Maret 2022. Ritual Belangiran atau mandi bersama untuk bersuci dilakukan masyarakat Lampung menjelang memasuki bulan Ramadhan untuk kesucian dan keberkahan dalam melaksanakan ibadah puasa. ANTARA FOTO/Ardiansyah

TEMPO.CO, Bandarlampung - Sejumlah warga Lampung mengikuti tradisi Belangiran, yakni menyucikan diri dengan mandi di sungai atau kali menyambut bulan Ramadhan 2023, Kamis 9 Maret 2023. Acara ini digelar Pemerintah Provinsi Lampung dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lampung Sai di di kawasan wisata Boemi Kedaton Resort, Bandarlampung.

"Kegiatan budaya Belangiran atau Blangikhan yang juga rangkaian Road K-Fest 2023," kata Asisten III Bidang Adminitrasi Umum Pemprov Lampung, Senen Mustakim, di Bandarlampung.

Menurutnya, ritual Blangiran merupakan tradisi yang bertujuan menyucikan hati atau jiwa dan raga sebagai bekal memasuki bulan suci Ramadhan agar tidak mengotori bulan yang penuh dengan kesucian dan keberkahan, sehingga diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk.

Blangiran, kata Senen, berasal dari kata langir yang berarti mandi dalam hal ini berarti mandi suci atau mandi bersama untuk bersuci atau mandi taubat.

"Mandi dimaksud tentu bukanlah mandi-mandi biasa pada umumnya, namun disyaratkan dengan beberapa perlengkapan ritual yang digunakan saat Blangiran diadakan, yaitu air langir, bunga tujuh rupa, daun pandan dan setanggi," jelasnya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan ritual- ritual dan tradisi Blangikhan hanya sebagai simbol untuk menyucikan diri dan hati, sebagai bekal memasuki bulan Ramadhan, sehingga dapat menjalankan ibadah wajib dan sunah. Sekaligus upaya mempertahankan dan melestarikan budaya Lampung agar tidak punah dimakan zaman.

Ketua Harian DPP Lampung Sai, Rycko Menoza SZP, mengatakan, Belangiran merupakan tradisi turun temurun warga Lampung, untuk menyucikan diri menjelang bulan Ramadhan yang perlu dilestarikan agar tidak punah.

"Kegiatan yang dilakukan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan ini merupakan bentuk konsistensi DPP Lampung Sai dalam melestarikan budaya dengan dukungan dari Pemprov Lampung," katanya.

Menurut Rycko, prosesi Belangiran juga merupakan upaya kontribusi dari Lampung Sai dalam memajukan pariwisata Lampung yang saat ini terus menjadi daerah primadona bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Selain itu, kehadiran tamu asing dalam kegiatan Belangiran tentunya akan lebih mengenalkan budaya dan wisata Lampung di kancah dunia melalui media sosial.

Prosesi budaya itu, dihadiri mantan Gubernur Lampung Komjen Pol (Purn) Sjachroedin ZP, yang juga Ketua Umum DPP Lampung Sai, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Dr. (H.C.) Agum Gumelar dan istri, anggota DPD RI Bustami Zainudin, serta sejumlah duta besar Indonesia untuk negara sahabat, alumnus Akabri angkatan 70, dan undangan lainnya.

Pada kegiatan tersebut juga dilakukan penebaran benih ikan sebagai upaya menjaga kelestarian alam pada ekosistem sungai.

Pilihan Editor: Apa Makna dari Ruwahan, Tradisi Masyarakat Jawa Jelang Ramadan?