Penentuan Awal Puasa Ramadan, Bagaimana Sejarah Sidang Isbat?

Ilustrasi Hilal. Robertus Pudyanto/Getty Images
Ilustrasi Hilal. Robertus Pudyanto/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta -  Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama (Kemenag) akan mengadakan sidang isbat atau penetapan awal puasa Ramadan 1444 Hijriah pada Rabu, 22 Maret 2023.

"Seperti biasa, sidang isbat awal Ramadan akan kita laksanakan setiap 29 Syakban. Tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, Rabu, 8 Maret 2023, dikutip dari laman Kanwil Kemenag DKI.

Sejarah sidang isbat

Sejarah sidang isbat dimulai pada 1930-an. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, sidang isbat diadakan setiap tahun oleh pemerintah Indonesia. Mengutip publikasi Kilas Balik Penetapan Awal Puasa dan Hari Raya di Indonesia, mulanya sebelum merdeka, penetapan awal bulan Qomariyah antarorganisasi Islam di Indonesia tidak dilakukan dengan sidang isbat. Tapi ditentukan oleh ketua adat masing-masing.

Pada  4  Januari  1946  pemerintah  menunjuk  departemen  agama  untuk  menetapkan hari  libur  nasional,  termasuk libur  Idul  Fitri  dan  Idul  Adha.  Namun, ketetapan  itu  tak bisa diikuti sepenuhnya  oleh  organisasi masyarakat  Islam  kala itu.  

Upaya untuk  pemahaman  dan penentuan tanggal  1  pada  bulan  Hijriah dibentuk  Badan Hisab  Rukyat (BHR) pada  16  Agustus  1972. BHR bertugas  melakukan pengkajian, penelitian  dan  pengembangan  hal-hal  yang berkaitan  dengan  hisab-rukyat  dan pelaksanaan ibadah. Itu antara lain arah kiblat, waktu salat, awal bulan, waktu gerhana bulan dan matahari. 

Pada 1980-an, muncul perbedaan pendapat di kalangan umat Islam Indonesia tentang metode penentuan awal bulan Hijriah. Beberapa kelompok memilih untuk mengikuti pengamatan langsung hilal. Sedangkan yang lain mengikuti perhitungan astronomi.

Pada 2005, Pemerintah Indonesia mengeluarkan keputusan untuk mengikuti pengamatan langsung hilal dalam menentukan awal bulan Hijriah. Keputusan itu diambil setelah adanya konsultasi dengan para ulama dan organisasi Islam di Indonesia.

Sejak saat itu, sidang isbat diadakan setiap tahun oleh pemerintah Indonesia untuk menentukan awal bulan Hijriah mengikuti pengamatan langsung hilal. Sidang isbat itu dihadiri para ulama, ahli astronomi, dan perwakilan dari organisasi Islam di Indonesia. Setelah melakukan pengamatan hilal, sidang isbat menetapkan awal bulan Hijriah untuk seluruh wilayah Indonesia.

Pilihan Editor: Apa Makna dari Ruwahan, Tradisi Masyarakat Jawa Jelang Ramadan?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.