Apa Makna dari Ruwahan, Tradisi Masyarakat Jawa Jelang Ramadan?

Editor

Nurhadi

Warga Kampung Suryatmajan Yogyakarta membawa sajian apem dalam tradisi ruwahan menyambut Ramadan. Dok. Istimewa
Warga Kampung Suryatmajan Yogyakarta membawa sajian apem dalam tradisi ruwahan menyambut Ramadan. Dok. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Sebentar lagi umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa. Untuk menyambut bulan suci Ramadan, sejumlah tradisi dilakukan oleh masyarakat Jawa. Salah satunya dengan ruwahan. Tradisi ini sudah dilakukan sejak lama dan lazim digelar, khususnya di berbagai daerah pedesaan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

Dikutip dari digilib.uin-suka.ac.id, tradisi ruwahan atau yang juga dikenal dengan nama nyadran merupakan tradisi yang menggabungkan nilai-nilai Jawa dan Islam. Kegiatan yang dilakukan adalah mendoakan leluhur dan memohon pengampunan dosa-dosa para leluhurnya di masa lalu.

Kegiatan nyekar ke pusara dengan menabur bunga sebagai wujud penghormatan juga dilakukan. Hal ini sejalan dengan istilah ruwahan yang diambil dari bahasa Arab, yakni arwah bermakna roh, nyawa, dan jiwa.

Tradisi ruwahan juga diisi dengan acara slametan dengan membuat makanan seperti ketan, apem, ataupun kolak. Aneka jenis makanan lezat tersebut disajikan dan dibagikan baik kepada kerabat, keluarga, maupun tetangga sekitar. Beberapa jenis makanan yang dibagikan antara lain kue apem dan kue ketan.

Kue apem memiliki tekstur lengket, yang kemudian sebagai simbol tali silahturahmi yang erat antar masyarakat. Kue ketan yang juga dihadirkan dalam tradisi ruwahan merupakan lambang saling memaafkan antar sesama atas segala kesalahan. Kegiatan membagikan makanan-makanan tersebut sebagai bentuk sedekah.

Tradisi ini dilakukan rutin setahun sekali menjelang Ramadan, tepatnya menjelang pertengahan Ruwah, bulan ke delapan kalender Jawa. Pada dasarnya, ruwahan bertujuan untuk mendoakan supaya dapat melalui bulan suci Ramadhan tanpa tergoda hal-hal apa pun hingga hari kemenangan tiba.

Melansir eprints.radenfatah.ac.id, tradisi ruwahan merupakan unsur penting. Hal ini karena ruwahan merupakan wujud menjalankan perintah Allah tanpa disadari. Tradisi ruwahan secara tersirat adalah wujud membersihkan harta karena di dalam harta tersebut terdapat hak fakir miskin dan terciptanya sikap saling tolong menolong sesama muslim.

NAOMY A. NUGRAHENI

Pilihan Editor: Menjelang Ramadan, Kampung di Yogyakarta Gelar Tradisi Ruwahan Bawa Sesaji Apem