Perbedaan Ritual Puasa di 5 Agama: Ada yang Dilarang Gosok Gigi dan Pakai Sepatu

Tokoh agama yang hadir dalam acara buka puasa di Gereja  Anglikan St. Luke, Uni Emirat Arab.[CNN]
Tokoh agama yang hadir dalam acara buka puasa di Gereja Anglikan St. Luke, Uni Emirat Arab.[CNN]

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya dalam Islam, puasa merupakan ritual yang ditemukan di berbagai agama. Meski begitu, terdapat perbedaan dalam praktik ritual puasa dari berbagai agama tersebut. Tapi ada satu kesamaan, melalui puasa, seorang umat beragama yang taat dipercaya bisa mendekatkan dirinya kepada Tuhan. 

Dalam agama tertentu, puasa diyakini menjadi cara meningkatkan empati kepada orang miskin yang jarang makan. Dengan menjalani puasa, seorang umat beragama akan mengerti dan merasakan bagaimana hidup dalam kekurangan. Setelah menjalani puasa, seorang umat beragama diharapkan menjadi lebih berempati kepada sesama manusia dan mengerti caranya berbagi dan bersedekah.   

Dengan menjalankan puasa, setiap umat beragama diharap memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih giat membantu sesama manusia. Berikut agama yang menerapkan tradisi puasa dan maknanya: 

1. Buddha

Mengutip dari situs resmi Kemenag, penganut agama Buddha melakukan puasa yang dinamakan Uposatha atau juga dikenal dengan six days of fastin. Waktu berpuasa ini berbeda-beda tergantung aliran yang diikut. Meski begitu, mereka memiliki perhitungan kalender yang sama.

Mereka dipersilakan untuk minum dengan tidak makan. Selama melakukan Uposatha, terdapat beberapa arahan yaitu untuk tidak berbuat buruk, seperti membunuhm mencuri, berbohong, dan berbagai tindakan lainnya.

2. Katolik

Selain  Buddha, agama Katolik juga melakukan ibadah puasa yang jatuh pada pra-Paskah and berlangsung selama 40 hari. Melansir dari situs resmi USCCB, awal puasa ditandai dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Wajib puasa ditujukan untuk mereka yang telah berumur 18 tahun.

Tak hanya itu, saat umat katolik berpuasa, mereka hanya diperbolehkan untuk makan kenyang sekali dalam sehari. Makna dari ibadah ini adalah sebagai cara pendekatan diri kepada Tuhan serta menyatuhkan pengorbanan umat Katplik dengan pengorbanan Yesus Kristus saat disalib.

3. Hindu

Di dalam agama Hindu, puasa disebut juga dengan Upawasa. Seperti dalam Islam, ibadah puasa dalam Hindu terbagi menjadi puasa wajib dan juga tidak wajib. Melansir dari phdi.go.id, puasa wajib yang dijalankan umat Hindu salah satunya adalah Siwa Ratrim dimana tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Puasa yang juga cukup terkenal adalah puasa Nyepi, dimana tidak boleh makan dan minum sejak matahari terbit hingga matahari terbit besok harinya.

4. Konghucu

Puasa bagi umat Konghucu terbagi menjadi dua, puasa rohani dan puasa jasmani. Seperti namanya, dilansir dari situs resmi Kemenag, puasa rohani adalah dimana umat Konghucu diminta untuk menjaga diri dari hal-hal yang dianggap sebagait Tindakan asusila. Sedangkan puasa jasmani adalah dengan pantang makan daging secara bertahap, seperti sehari sekali, dua hari, dan seterusnya hingga dilakukan selama-lamanya.

5. Yahudi

Bagi umat Yahudi, mirip dengan yang lain, puasa terbagi menjadi dua, yitu puasa di hari besar Yom Kippur dan Tisha B’Av dan puasa di hari kecil seperti puasa Esther dan puasa Gedhalia. Dikutip dari time.com, Pada saat berpuasa, umat Yahudi tidak diperbolehkan untuk makan, minum, berhubungan seksual, dan mengenakan sepatu kulit. Namun, khusus pada hari Yom Kippur, umat Yahudi tidak boleh menggosok gigi.

PUTRI INDY SHAFARINA

Pilihan Editor: Istilah Puasa Berasal dari Bahasa Sansekerta, Ini Kemiripan Puasa dengan Shaum Ramadan 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.