Muhammadiyah Setia Pakai Metode Hisab untuk Penentuan 1 Ramadan, Apa Itu Hisab?

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Foto udara warga bergotong royong memasak daging kambing untuk dibagikan kepada peziarah dalam tradisi Nyadran di kompleks Pemakaman Umum Sentono, Kelurahan Ngijo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 2 Februari 2023. Tradisi turun temurun penyembelihan hingga 31 ekor kambing, memasak daging, berdoa bersama dan berziarah ke petilasan tokoh ulama setempat KH Asyari serta makam keluarga pada bulan Rajab penanggalan Hijriyah itu sebagai wujud rasa syukur warga atas limpahan rezeki yang diberikan Allah SWT sekaligus dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara warga bergotong royong memasak daging kambing untuk dibagikan kepada peziarah dalam tradisi Nyadran di kompleks Pemakaman Umum Sentono, Kelurahan Ngijo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 2 Februari 2023. Tradisi turun temurun penyembelihan hingga 31 ekor kambing, memasak daging, berdoa bersama dan berziarah ke petilasan tokoh ulama setempat KH Asyari serta makam keluarga pada bulan Rajab penanggalan Hijriyah itu sebagai wujud rasa syukur warga atas limpahan rezeki yang diberikan Allah SWT sekaligus dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. ANTARA FOTO/Aji Styawan

TEMPO.CO, Jakarta -Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah resmi menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriyah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Hal itu tertuang dalam surat edaran (SE) yang diedarkan melalui laman resmi suaramuhammadiyah.id pada Kamis, 31 Januari 2023. 

Muhammadiyah Pakai Metode Hisab

Dalam SE tersebut disebutkan, penentuan awal puasa oleh PP Muhammadiyah berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Hasilnya, ijtimak jelang Ramadhan 1444 Hijriyah terjadi pada Rabu Pahing, 30 Sya'ban 144 Hijriyah atau bertepatan dengan 23 Maret 2023 Masehi pukul 00:25:41 WIB. 

Baca : Jangan Bingung Hisab dan Rukyat Hilal Tentukan 1 Ramadan, Ini Landasan Keduanya

Sementara tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) = +07° 57¢ 17² (hilal sudah wujud). Di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan berada di atas ufuk. 

Apa Itu Metode Hisab? 

PP Muhammadiyah memang kerap memakai hisab wujudul hilal melalui metode hisab akurat dalam menentukan awal bulan Qomariyah. Dilansir dari Balitbangdiklat.kemenag.go.id, metode hisab dipilih lantaran dianggap lebih mendekati kebenaran dan lebih praktis. 

Seperti diketahui, metode hisab adalah cara menghitung waktu berdasarkan posisi geometri benda-benda langit, seperti matahari, bulan, dan bumi. Penentuan waktu dengan metode ini menggunakan pemahaman posisi geometri benda-benda langit yang diajarkan dalam ilmu haiah atau ilmu falak, yang juga dikenal dengan sebutan astronomi dalam bahasa Yunani. 

Tertuang dalam buku Pedoman Hisab Muhammadiyah, untuk menentukan mulai bulan kamariah (ditandai dengan tampilnya hilal), terdapat dua metode yang digunakan. Kedua metode ini adalah hisab urfi dan hisab hakiki. Hisab urfi adalah metode penentuan awal bulan tanpa mengacu pada gerak benda langit secara sebenar-benarnya.

PP Muhammadiyah sebenarnya pernah menggunakan metode hisab ijtima’ qabla al-ghurub dan hisab imkan al-ru’yah dalam memaknai hilal 1 ramadan. Tetapi karena kriteria imkan al-ru’yah yang memberikan kepastian belum ditentukan, dan kesepakatan yang ada sering tidak diikuti, maka Muhammadiyah kembali ke hisab wujud al-hilal.  

HARIS SETYAWAN
Baca juga : Muhammadiyah DKI Jakarta Dorong Masyarakat Kurangi Pengggunaan Air Tanah Sesuai Fikih Air

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.