Kisah Firaun yang Disebut dalam Alquran Sebanyak 74 Kali

Sarkofagus Firaun dari Dinasti ke-18 Mesir, Raja Tutankhamun setelah direstorasi selama 10 tahun, di Lembah Para Raja di Luxor, Mesir, 31 Januari 2019. Tutankhamun sendiri lahir pada masa Kerajaan Baru Mesir, sekitar 1342 SM. Ia sering disebut raja anak karena diangkat menjadi raja pada usia 9 tahun. REUTERS
Sarkofagus Firaun dari Dinasti ke-18 Mesir, Raja Tutankhamun setelah direstorasi selama 10 tahun, di Lembah Para Raja di Luxor, Mesir, 31 Januari 2019. Tutankhamun sendiri lahir pada masa Kerajaan Baru Mesir, sekitar 1342 SM. Ia sering disebut raja anak karena diangkat menjadi raja pada usia 9 tahun. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, sosok Firaun ramai diperbincangkan warganet di dunia maya. Hal itu dipicu dari potongan video ceramah Cak Nun atau Emha Ainun Najib yang beredar di media sosial. Dalam potongan video tersebut, ia menyebut Jokowi sebagai Firaun.

Nama Firaun muncul di Alquran sebanyak 74 kali, terkait dengan kisah Nabi Musa. Dalam surah Thaha ayat 24 dan 43, Firaun pada masa Nabi Musa digambarkan sebagai orang yang Thagha.

Nurcholis Majid, cendikiawan muslim dalam artikelnya yang berjudul Sikap Tiranik menerjemahkan kata “Thagha” sebagai sikap tiranik, yakni sikap yang selalu ingin memaksakan kehendak kepada orang lain tanpa memberi peluang kepada orang itu untuk melakukan pertimbangan bebas.

Berdasarkan tafsir dari Ibnu Katsir yang ditulis dalam Qashash Al-Anbiyaa', Firaun memiliki sifat angkuh, sombong, congkak, arogan, hanyut dalam duniawi, dan menolak untuk taat kepada Tuhan. Ia memisahkan rakyatnya menjadi beberapa bagian dan menindas Bani Israil. Firaun juga menjadikan Bani Israil sebagai budak dan pekerja kasar.

Kekejaman Firaun lain yang terkenal adalah perintahnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil. Diriwayatkan dari Abdulloh bin Abbas dan sahabat yang lain, hal itu dipicu mimpi Firaun yang melihat kobaran api muncul dari Baitul Maqdis.

Api itu membakar kota mesir dan seluruh penduduknya namun tidak menyentuh kaum Bani Israil. Para peramalnya kala itu menafsirkan mimpi tersebut sebagai keruntuhan kerajaan firaun oleh anak laki-laki yang lahir dari kaum Bani Israil.

Anak laki-laki tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Nabi Musa . Pada akhir hayatnya, Allah SWT menurunkan azab kepada Firaun dengan cara ditenggelamkan di tengah laut.

Berdasarkan surah Yunus ayat 90-91 yang ditafsir Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam Shahih Qashashil Qur'an, Allah SWT menghempaskan gelombang ombak lautan hingga menggulung, menyeret, dan mengombang-ambing Firaun beserta seluruh pasukannya di Laut Merah ketika dalam upaya mengejar untuk membunuh Nabi Musa dan para pengikutnya.

HATTA MUARABAGJA 

Baca juga: Apakah Beda Firaun dan Pharaoh, dan Siapa Saja Pembantu-pembantunya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.