H-4 Idul Adha: Keutamaan Puasa Dzulhijah dan Tata Cara Puasa Arafah

Suasana jemaah haji saat menjalankan wukuf di padang Arafah, Mekah, Arab Saudi, 19 Juli 2021. REUTERS/Ahmed Yosri
Suasana jemaah haji saat menjalankan wukuf di padang Arafah, Mekah, Arab Saudi, 19 Juli 2021. REUTERS/Ahmed Yosri

TEMPO.CO, Jakarta -Di bulan Ramadan puasa merupakan kewajiban  yang dijalan umat muslim di seluruh muka bumi, namun di bulan lainnya ada beberapa puasa sunah yang dianjurkan, salah satunya puasa Arafah.

Hukum puasa termasuk  sunah mukaddah. Puasa Arafah dilaksanakan menjelang hari raya Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah.

Apa itu Puasa Arafah?

Dikutip dari Buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah karya Hanif Luthfi, Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan sehari sebelum Idul Adha tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah.

Kapan puasa menjelang Idul Adha 2022?

Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU), puasa Dzulhijjah adalah puasa sunah yang dilaksanakan mulai 1 hingga 9 Zulhijah.

Hasil sidang isbat penentuan awal bulan Dzulhijah 1443 H yang disampaikan oleh Kementerian Agama menetapkan Hari Raya Idul Adha atau 10 Dzulhijah 1443 jatuh pada Ahad, 10 Juli 2022.

 
Keutamaan Melaksanakan Puasa Arafah 

Sebagaimana disebutkan Rasulullah dalam sabdanya dari hadis Ibnu Abbas yang artinya, “Tidak ada satu amal soleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal soleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Puasa Arafah merupakan ibadah di awal bulan Dzulhijja   yang dicintai Allah. 

Niat dan Tata Cara Puasa Arafah

Tata cara puasa sunnah Arafah sama seperti puasa pada umumnya. Diniatkan sejak malam hingga menjelang terbit fajar. Namun, jika lupa, bisa dibacakan niat di pagi hari dengan catatan tidak melakukan hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum dan sebagainya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, bahwa semua ulama sepakat niat disampaikan dalam hati. Dengan kata lain, melafalkan niat bukanlah bagian dari syarat, namun sunnah menurut jumhur ulama. 

Begitupun menurut mazhab Maliki, yang terbaik justru tidak melafalkan niat. Karena tidak ada hadis nabi yang secara spesifik menyebutkan lafaz niat puasa Arafah. Sebab, Rasulullah SAW dan para sahabat biasa mengerjakan amal dengan niat hanya di dalam hati tanpa dilafalkan.

Jika tetap ingin mengucapkan niat, berikut adalah bacaan niat puasa Arafah sesuai bahasa Arabnya ditulis dalam latin, “Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa.”  Yang artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Puasa Arafah ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak pergi haji, sebagaimana dalam riwayat dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang puasa Arafah: Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata), "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?" Maka dia menjawab, "Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya." (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang).

TAUFIK RUMADAUL
Baca juga : Niat serta Keutamaan Puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah