Mirip dan Berkaitan, Inilah Perbedaan Haji dan Umrah

Ilustrasi Ibadah Haji. Getty Images
Ilustrasi Ibadah Haji. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Musim haji 2022 telah dimulai. Calon jemaah haji berdatangan dari seluruh penjuru dunia di tanah suci, Mekkah, Saudi Arabia.

M. Mubasysyarum Bih, dalam tulisannya di NU Online, menyatakan haji adalah ibadah wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat wajib haji. Haji adalah rukun Islam kelima.

Akan halnya umrah kerap disebut sebagai “haji kecil”. Keduanya mirip dan saling berkaitan namun juga memiliki perbedaan. Berikut adalah perbedaan keduanya:


Hukum

Hukum haji adalah wajib sebagaimana tercantum dalam Quran Surat Ali Imran ayat 98. Perintah wajib haji juga termaktub dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim, “Islam didirikan atas lima hal, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW utusan Allah, mendirikan salat, melaksanakan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadan.” 

Dari dua sumber itu, kata Mubasysyarum, para ulama merumuskan hukum haji adalah wajib. Oleh karena itu, seseorang yang mengingkari kewajiban berhaji hukumnya murtad atau keluar dari Islam. Namun, hukum ini tidak berlaku bagi orang awam atau atau orang yang jauh dari informasi keagamaan.

Akan halnya hukum umrah masih menjadi perselisihan di kalangan ulama. Menurut pendapat yang kuat, hukum umrah adalah wajib. Ini berdasarkan Quran Surat Al Baqarah ayat 196, “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah.”

Juga berdasarkan hadits, “Dari Aisyah RA, beliau berkata wahai Rasulullah apakah wajib bagi para perempuan untuk berjihad? Rasulullah menjawab: Ya, yaitu jihad tanpa adanya peperangan yakni haji dan umrah,” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al-Bihaqi.

Sedangkan menurut pendapat yang lemah, hukum umrah itu sunah. Muhammad Al Zuhri Al Ghamrawi dalam Al Siraj Al Wahhaj menyatakan, “Demikian pula umrah, hukumnya fardlu menurut qaul al-Azhhar. Sedangkan menurut pendapat pembandingnya, umrah adalah sunnah.”


Rukun

Rukun adalah penentu sah tidaknya haji atau umrah, dan tidak bisa diganti dengan dam atau denda. Berikut adalah rukun haji dan umrah:

  • Rukun haji: niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut.
  • Rukun umrah: niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut.

Waktu Pelaksanaan

Haji dilaksanakan saat awal Syawal sampai subuhnya Idul Adha atau 10 Dzulhijjah. Sedangkan umrah bisa dilakukan kapan saja.

Kewajiban

Kewajiban dalam haji dan umrah bila ditinggalkan tidak membatalkan, namun wajib diganti dengan dam. Berikut adalah kewajiban haji dan umrah:

  • Kewajiban haji: niat ihram dari miqat atau area yang sudah ditentukan menyesuaikan daerah asal jemaah haji atau umrah, menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’ atau perpisahan, serta melempar jumrah.
  • Kewajiban umrah: niat ihram dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.

Larangan ihram berbeda antara laki-laki dan perempuan. Wikipedia menulis, calon haji diharamkan melakukan perbuatan tertentu seperti mengenakan pakaian berjahit dan menutup kepala bagi lelaki. Sedangkan bagi perempuan, dilarang menutup wajah, Larangan lainnya adalah bersetubuh, menikah, mengucapkan kata-kata kotor, membunuh binatang dan tumbuhan, memotong rambut dan kuku, dan lain-lain.

Baca juga: Simak Prosedur Mendapatkan Nomor Porsi bagi Jemaah Haji 

AMELIA RAHIMA SARI