Pedagang di Israel Mengeluh Inflasi Naik Saat Idul Fitri

Reporter

Suasana salat Idul Fitri di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, 13 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad
Suasana salat Idul Fitri di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, 13 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Umat muslim saat ini sedang menikmati libur Idul Fitri, yang menandai berakhirnya ramadan. Di tengah kegembiraan lebaran ini, muslim di Israel menghadapi kenaikan inflasi hingga 4 persen dan rata-rata 3,62 persen di wilayah Palestina.

Angka inflasi tersebut terbilang rendah dibanding negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Inflasi di sana, telah berdampak pada kenaikan biaya hidup.

Noor Nazme, pemilik toko manisan Al-Najah di Kota Tua Yerusalem, menceritakan terseok-seok dalam mendapatkan keuntungan. Nazme sudah 12 tahun mengelola usaha tersebut dan dia tahu manisan, khususnya kue-kue isi kurma secara tradisional disajikan selama Idul Fitri.

Nazme mengatakan dia begadang selama tiga hari karena berusaha mencari keuntungan selama libur lebaran ini. Namun sekarang ini, orang-orang tak banyak berbelanja dibanding tahun-tahun sebelumnya.  

   

Nazme merinci bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue khas lebaran bagi umat muslim di Israel. Terlihat dari rincian itu, harga bahan-bahan makanan sudah jauh lebih mahal. Kenaikan paling mencolok adalah di minyak goreng.

Dalam kondisi normal, Nazme biasa membeli 20 kilogram minyak goreng senilai 90 shekels (Rp 391 ribu). Namun sekarang, harga minyak goreng untuk jumlah yang sama dibandrol dengan harga 220 shekels.

Nazme mengatakan dia berusaha membuat harga-harga makanan di tokonya tetap murah. Akan tetapi, dia terpaksa menaikkan harga yang sebagian besar dinaikkan 2 shekels – 3 shekels. Padahal secara realistis, dia harusnya menaikkan harga sebesar 5 shekels. Dia pun berusaha membuka sebuah toko di Uni Emirat Arab agar bisa membuat tokonya di Yerusalem tetap buka.

Idul fitri selain identik dengan menyajikan makanan yang serba manis, juga menjadi tradisi untuk saling memberikan hadiah seperti uang, mainan atau pakaian kepada orang-orang yang dikasihi. Umat muslim juga biasa merayakan lebaran dengan baju baru.

Bukan hanya itu, hadiah juga biasa dibagikan pada orang-orang yang membutuhkan atau yang biasa disebut zakat. Membayar zakat adalah salah satu rukun Islam.

Sebuah toko perhiasan di jalan Salah ad Din, wilayah timur Yerusalem, yang pemiliknya tidak mau namanya dipublikasi, menceritakan dia terseok-seok dengan kondisi ekonomi saat ini hingga sulit membayar zakat. Dalam Islam, emas dalam jumlah tertentu bakal kena zakat.    

   

Sumber: m-jpost-com.cdn.ampproject.org

Baca juga: Waktu Pembayaran Zakat Fitrah dan Bahannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.