Menag Yaqut Apresiasi Semangat Silaturahmi Masyarakat Indonesia

Reporter

 Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan hasil sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1443 Hijriah di Kemenag, Jakarta, Jumat, 1 April 2022. Dalam sidang isbat itu  pemerintah memutuskan 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan hasil sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1443 Hijriah di Kemenag, Jakarta, Jumat, 1 April 2022. Dalam sidang isbat itu pemerintah memutuskan 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi semangat silaturahmi masyarakat Indonesia di tengah masa pemulihan dari pandemi Covid-19. Menurut dia, silaturahmi bisa menjadi kekuatan luar biasa Indonesia.

"Karena dengan saling bertemu langsung bisa meredakan ketegangan yang ada sekaligus mampu merekatkan ikatan persaudaraan di tengah masyarakat. Kekayaan tradisi ini yang wajib kita jaga dan lestarikan bersama-sama," kata Menag Yaqut di kediamannya di Leteh, Kabupaten Rembang, Sabtu, 7 Mei 2022 dikutip dari laman resmi Kementerian Agama.

Yaqut menuturkan tradisi silaturahmi perlu terus ditumbuhkan di tengah perjuangan bangsa Indonesia bangkit dari pandemi Covid-19. Silaturahmi diyakini akan melahirkan sikap saling kesepahaman dan sinergisitas. Nilai-nilai positif ini pun, kata dia, menjadi keunggulan sekaligus keunikan yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa lain.

"Saya mengajak utamanya para orang tua, guru, dan tokoh masyarakat untuk terus mengembangkan benih-benih silaturahim ini sejak dini kepada penerus bangsa. Saya sepenuhnya yakin hanya dengan bergandengan bersama, negara kita akan memiliki peradaban yang makin tinggi, cepat maju, sekaligus dihormati bangsa lain," ucap dia.

Di kediamannya, Yaqut tidak secara khusus menggelar open house. Sebab, suasana masih pandemi. Namun, ia menyatakan tidak bisa menolak saudara, sahabat, dan handai taulan yang datang bertamu.

"Secara bergantian, sejak hari pertama lebaran, kami saling bertamu dan bertemu, meski kadang sekedar untuk bersalaman dan berlebaran. Mereka berasal dari beragam kalangan, mulai dari nelayan, petani, buruh, santri, tokoh agama, politik, aktivis organisasi, hingga pejabat publik seperti ketua KPU dan kepala daerah," tuturnya.

Yaqut mengatakan dirinya terharu karena Idul Fitri mengajarkan manusia untuk saling bersilaturahmi dengan penuh keikhlasan. "Ini modal besar Bangsa Indonesia untuk bangkit dan tangguh setelah dua tahun pandemi. Semoga pandemi benar-benar sirna dan kita bisa beraktivitas normal kembali," ujar Menag.

Baca juga: Pedoman Ibadah Kemenag: Minta Dai Ceramah dengan Santun