Mengenal Tradisi Kenduri Jeurat, Ziarah Makam Setelah Lebaran

Reporter

Editor

Nurhadi

Sejumlah penziarah memadati TPU Tegal Alur, (7/7). Ziarah kubur atau Nyekar merupakan sebuah tradisi umat Muslim dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan untuk mendoakan leluhur, kerabat dan keluarga. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Sejumlah penziarah memadati TPU Tegal Alur, (7/7). Ziarah kubur atau Nyekar merupakan sebuah tradisi umat Muslim dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan untuk mendoakan leluhur, kerabat dan keluarga. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sebentar lagi umat muslim akan merayakan Idul Fitri. Untuk menyambut hari kemenangan itu, setiap daerah memiliki tradisinya sendiri. Di Aceh, misalnya, masyarakat memiliki kebiasaan yang dilakukan setiap Idul Fitri tiba, yaitu kenduri jeurat. Tradisi ini telah dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat Aceh.

Dikutip dari JIM FISIP Unsyiah edisi 2009, saat Lebaran tiba, masyarakat Aceh akan mengunjungi kuburan dengan maksud berziarah ke makam orang tua atau anggota keluarganya sembari mengadakan acara kenduri jeurat di pemakaman. Tradisi kenduri jeurat bermakna makan bersama di area pemakaman. Umumnya, tradisi ini berlangsung saat hari ke kedua, ketiga atau tujuh setelah Lebaran. Namun, jadwal pelaksanaan kenduri jeurat atau kenduri kuburan ini berdasarkan keputusan rapat warga desa.

Kenduri jeurat merupakan salah satu tradisi dengan skala besar. Sebab, tradisi ini tidak hanya dihadiri masyarakat lokal, tetapi juga masyarakat yang tengah pulang kampung dari luar daerah untuk melaksanakan kenduri arwah yang sudah tidak ada. Beberapa daerah di Aceh masih melaksanakan tradisi ini, seperti Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), sebagian wilayah pantai barat-selatan Aceh, dan beberapa kabupaten lain.

Dilansir dari nu.or.id, makanan yang disajikan dalam acara kenduri jeurat pun beragam, mulai dari makanan ringan hingga berat. Beragam masakan berbahan dasar ikan dan daging turut hadir dalam tradisi ini. Kue-kue baik basah maupun kering juga dihidangkan dalam acara ini. Persiapan makanan ini pun dilakukan oleh panitia yang sudah dibentuk sebelumnya oleh masyarakat.

Selain itu, kegiatan lain pun turut dilaksankan dalam tradisi kenduri jeurat. Salah satunya adalah pemberian santunan terhadap anak-anak yatim di lokasi kuburan. Santunan tersebut bisa berupa makanan dan uang sumbangan dari anggota keluarga yang ikut serta dalam tradisi kenduri jeurat.

Melansir dari jkma-aceh.org, tradisi kenduri jeurat telah berlangsung sejak lama di Aceh dan selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Meskipun demikian, tidak diketahui secara pasti kapan tradisi ini pertama kali berlangsung. Tak hanya berdoa untuk para arwah anggota keluarga, tradisi kenduri jeurat merupakan ajang berkumpul dan bersilaturahmi dengan masyarakat.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Suasana Kenduri Nuzulul Quran di Aceh Saat Wabah Corona