Pembakaran Al-Qur'an, Imam Besar Al-Azhar Mesir: Kebebasan yang tidak Senonoh

Reporter

Seorang muslim membaca Al-Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 20 April 2022. Itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di dalam masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. TEMPO/Subekti
Seorang muslim membaca Al-Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 20 April 2022. Itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di dalam masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Imam Besar Al-Azhar Mesir, Ahmed Tayyeb, mengkritik kebebasan berekspresi yang kebablasan di dunia barat hingga tidak menghormati kepercayaan orang lain. Hal ini ia sampaikan dalam ceramahnya di peringatan malam Lailatul Qadar untuk menanggapi pembakaran Al-Qur'an di Swedia.

Ahmed Tayyeb menuturkan kesucian Al-Qur'an tetap terjaga dan tidak akan ternodai. “Oleh aksi pengrusakan orang-orang rendahan dan sejenisnya,” katanya dikutip dari Egypt Today, 27 April 2022.

Menurut Tayyeb pembakaran Al-Qur'an di Swedia itu menunjukkan kesenjangan yang dalam antara kebebasan berkespresi dan peradaban. “Kebebasan yang tidak senonoh,” ucap dia.

Pembakaran Alquran di Swedia menuai reaksi keras dari sejumlah negara muslim. Negara-negara di Arab mengutuk insiden yang dilakukan oleh para ekstremis di Swedia. Aksi itu disebut sebagai provokasi terhadap perasaan umat Islam, penghinaan besar terhadap kesucian dan hasutan untuk kebencian dan kekerasan di bulan Ramadan.

Adalah kelompok sayap kanan yang dipimpin oleh politisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan yang melakukan aksi membakar Alquran. Peristiwa itu dimulai pada Kamis, 14 April 2022 di Linkoping selatan di Swedia, di bawah perlindungan polisi.

Pembakaran Alquran di Swedia juga memicu unjuk rasa yang berakhir rusuh. Dilansir dari Aljazeera, Senin, 18 April 2022, kekerasan dimulai pada hari Kamis setelah adanya aksi pembakaran Alquran di Swedia oleh Rasmus Paludan itu.

Pada hari Minggu, pengunjuk rasa kembali berkumpul untuk memprotes rencana Paludan itu. Di kota Malmo, sebuah bus terbakar setelah pelaku tak dikenal melemparkan benda yang terbakar ke kendaraan tersebut, lapor penyiar SVT. Para pelaku berhasil melarikan diri dari kendaraan sebelum ada yang terluka.

Kendaraan lain dan beberapa tempat sampah juga dibakar di Malmo dan polisi dilempari batu dan bom molotov pada Sabtu malam.

Sementara itu, polisi menegaskan, dalam peristiwa Norkopping, tidak ada cedera yang mengancam jiwa para demonstran.

Paludan pernah menggelar demo yang berakhir dengan ricuh beberapa tahun terakhir di Swedia. Pada November 2020, ia ditangkap di Prancis dan dideportasi. Lima aktivis anti-islam lainnya ditangkap di Belgia tak lama setelah itu, dituduh berniat "menyebarkan kebencian" dengan membakar Al-qur'an di Brussel.

Baca juga: Begini Keistimewaan dan Ciri-ciri Lailatul Qadar