Ngabuburit Sambil Memetik Anggur di Desa Suka Maju, Rokan Hulu, Riau

Reporter

Editor

Bram Setiawan

Pengunjung menikmati suasana kebun anggur, berfoto bersama di Taman Kocik, Desa Suka Maju, Tambusai, Rokan Hulu, Riau. Dokumentasi: Taman Kocik
Pengunjung menikmati suasana kebun anggur, berfoto bersama di Taman Kocik, Desa Suka Maju, Tambusai, Rokan Hulu, Riau. Dokumentasi: Taman Kocik

TEMPO.CO, Jakarta - Slamet, 42 tahun, sedang mengusap tandan anggur, siang itu Minggu, 24 April 2022. Slamet warga Desa Suka Maju, Tambusai, Rokan Hulu, Riau itu menggunakan lahan di samping rumahnya untuk budi daya anggur.

Sudah tiga tahun ia merintis kebun itu, bermula pada Oktober 2019. Keinginan menanam anggur, karena melihat posting di media sosial tentang kiat budi daya anggur. “Awalnya cuma lihat posting teman di Jawa. Ini bagus sekali, seandainya ditanam di Riau yang rata-rata suhunya cukup tinggi, panas,” kata Slamet.

Bibit anggur yang ditanam tumbuh subur, buahnya pun banyak. Slamet pun makin berminat mengembangkan budi daya anggur itu. Perkebunan anggur itu dinamai Taman Kocik, yang dalam Bahasa Melayu berarti taman kecil.

Sejak 2020, kebun anggur milik Slamet itu banyak dibicarakan di media sosial. “Waktu itu warga ingin melihat langsung pohon anggur dan buahnya,” tuturnya.

Slamet menamai kebunnya itu supaya mudah diingat nama tempatnya. “Dibuat nama Taman Kocik sesuai tempatnya, tidak besar hanya anggur di (sekitar) pekarangan rumah," ucap Slamet.

Ada beberapa jenis anggur yang ditanam di kebun itu, antara lain jupiter, ninel, akademik, CRV, dan gos-V.  Variasi jenis anggur itu membuat suasana Taman Kocik makin disukai pengunjung. Taman Kocik pun dikunjungi sebagai tempat wisata. Pengunjung tak hanya menikmati suasananya saja, tapi juga bisa merasakan buah anggur di kebun itu.

Suasana kebun anggur Taman Kocik, Desa Suka Maju, Tambusai, Rokan Hulu, Riau. Dokumentasi: Taman Kocik

Melihat antusiasme pengunjung itu, Slamet mengonsep kebunnya bagai tempat wisata. Ia menyediakan tempat duduk. Lahan itu tak sekadar kebun, tapi bisa untuk bersantai.

Ngabuburit

Pengunjung yang masuk ke Taman Kocik cukup merogoh kocek Rp5 ribu. Suasana Taman Kocik makin memikat saat masa panen. Pengunjung bisa memetik buah anggur di kebun itu. Slamet pun menyediakan paket petik anggur, harganya Rp25 ribu. Pengunjung akan mendapat bingkisan anggur.

Slamet juga menjual anggur ke pengunjung, harganya Rp100 ribu per kilogram. Anggur yang tumbuh di Taman Kocik tak dijual ke pasaran. Slamet hanya menjual anggur untuk pengunjung Taman Kocik.

Selama Ramadan, kebun ramai pengunjung waktu sore atau ngabuburit menjelang magrib.  Taman Kocik ramai pengunjung saat masa liburan, misalnya akhir tahun, libur sekolah, tanggal merah, Lebaran. Pengunjung dari luar desa juga banyak berdatangan ke Taman Kocik.

Kebun anggur itu berada tak jauh dari Pasar Cendana di Desa Suka Maju yang banyak pedagang menjajakan takjil. Jaraknya kurang dari 500 meter. Selama Ramadan, biasanya pasar itu makin ramai pukul 17.30, satu jam sebelum waktu berbuka puasa di Riau.

Desa Suka Maju merupakan wilayah warga transmigran. Ada banyak suku di desa itu, Jawa, Sunda, Mandailing. Keberagaman warga Desa Suka Maju juga mempengaruhi kuliner yang dijual di pasar itu.

Ramadan tahun ini ketika kasus Covid-19 melandai, suasana pasar lebih ramai dibandingkan pada 2021 saat merebak varian Delta. Tak hanya pengunjung yang ramai ngabuburit, jumlah pedagang pun meningkat. "Pandemi Covid-19 tahun lalu merosot, pendapatan berkurang. Tahun ini mulai meningkat lagi," kata Revida, pedagang es kolding.

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca: Ngabuburit di Pasar Ramadan Warga Transmigran Desa Suka Maju, Rokan Hulu, Riau

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.