Selalu Pakai Hisab, Ini Alasan Muhammadiyah

Logo Muhammadiyah. ANTARA/HO-istimewa
Logo Muhammadiyah. ANTARA/HO-istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Metode hisab adalah ilmu hitung waktu, yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Yunus ayat 5. Menurut suaramuhammadiyah.id, metode hisab ini identik dengan falak, karena sama-sama meneliti perhitungan gerakan benda langit, seperti posisi benda langit, ketinggian, kerendahan, terjadinya waktu malam dan siang, awal waktu salat, bilangan bulan dan tahun, awal bulan Qamariyah, hingga gerhana. 

Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rahmadi Wibowo mengungkapkan beberapa alasan Muhammadiyah memiliki metode hisab dalam penentuan awal bulan kamariah, yaitu:

  • Semangat Al Quran = Penggunaan Hisab

Termuat isyarat yang jelas tentang hisab dalam Surat Ar-Rahman ayat 5, dan juga mendorong manusia untuk mehitung gerakan matahari dan bulan. Kegunaan perhitungan ini disebutkan pada Surat Yunus ayat 5, untuk memahami bilangan tahun dan perhitungan waktu. 

  • Hadis tentang Rukyat

Rukyat menurut Rasyid Ridha dan Musthafa az-Zaqa menjadi perintah yang memiliki alasan hukum. Orang di Jazirah Arab saat itu belum mengenal tulis baca dan hisab, untuk memudahkan Nabi Muhammad memerintahkan menggunakan sarana rukyat. 

  • Rukyat Bukan Ibadah, tapi Sarana

Rukyat bukan digunakan sebagai ramalan tanggal jauh hari mendatang, melainkan alat untuk menentukan waktu dengan model penghitungan secara eksak. 

  • Rukyat Tak Dipakai untuk Membuat Kalender Unifikatif

Apabila kalender harus menggunakan perhitungan astronomis, karena tidak memungkinkan manajemen waktu terbuat dari aktivitas hilal. Maka, sulit sekali pembuatan kalender menggunakan rukyat akibat terbatas letak geografis pada hari pertama visibilitas hilal. 

  • Rukyat Tak Bisa Meramal Waktu dan Menyatukan Awal Bulan Islam

Tidak dapat menyatukan hari-hari raya Islam seluruh dunia, rukyat juga tidak dapat menata sistem waktu secara tepat pada masa lalu maupun masa depan. Tanggal Hijriah yang berbeda terjadi, sehingga metode rukyat tidak bisa menyatukan satu hari satu tanggal di seluruh dunia.

  • Jangkauan Rukyat Terbatas

Jika sebagian dunia sudah terlihat, sedangkan daerah lain belum tampak. Maka, rukyat tidak bisa melingkupi seluruh kawasan dunia. 

  • Rukyat Menimbulkan Masalah Dalam Pelaksanaan Puasa Arafah

Rukyat mengakibatkan dampak jatuhnya hari Arafah tidak serentak di seluruh dunia, sehingga menimbulkan masalah pelaksanaan puasa Arafah. 

  • Faktor Alam 

Berdasarkan hadis Ibn ‘Umar riwayat al-Bukhari dan Muslim, menjelaskan jika hilal terhalang bulan atau awan, maka hisab dipakai pada saat ada kemusykilan melakukan rukyat, karena faktor alam. 

Baca juga: Peneliti BRIN: Idul Fitri 2022 Berpotensi Beda, 1 Syawal Bisa 2 atau 3 Mei

BALQIS PRIMASARI