Ramadan, Invasi Rusia ke Ukraina Bikin Harga Pangan Naik

Reporter

Utusan khusus UNHCR, Angelina Jolie berbincang dengan pengungsi korban perang di Lahej, Yaman, 6 Maret 2022. Kepada Jolie, para pengungsi bercerita tentang perjuangan mereka melarikan diri dari peperangan di negaranya. UNHCR/Marwan Tahtah/Handout via REUTERS
Utusan khusus UNHCR, Angelina Jolie berbincang dengan pengungsi korban perang di Lahej, Yaman, 6 Maret 2022. Kepada Jolie, para pengungsi bercerita tentang perjuangan mereka melarikan diri dari peperangan di negaranya. UNHCR/Marwan Tahtah/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina telah merusak persiapan puasa ramadan sejumlah negara di Afrika dan Timur Tengah sehingga memaksa mereka harus berbuka dengan makanan sederhana. 

 
 
Muslim di Lebanon hingga Tunisia dan Somalia, yang biasanya berbuka puasa dengan makanan melimpah, sekarang terseok-seok bahkan untuk sekadar mendapatkan makanan pokok, menyusul kenaikan harga makanan dan bahan bakar. 
 
 
 
"Kenaikan harga telah berdampak dan mengganggu spirit ramadan. Kami dengar harga-harga akan kembali mengalami kenaikan. Ini adalah sebuah beban bagi masyarakat," kata Sabah Fatoum, 45 tahun, warga di Jalur Gaza, Palestina, yang mengalami kenaikan harga makanan hingga 11 persen. 
 
 
Seorang gadis mengisi jerigen dengan air minum di Salam Street di utara Hodeidah, Yaman, Senin, 25 Maret 2019. Perang ini telah menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan menewaskan puluhan ribu orang. REUTERS/Abduljabbar Zeyad
 
 
Rusia dan ukraina adalah wilayah penghasil biji-bijian, yang merupakan salah satu lumbung pangan terbesar di dunia. Kedua negara itu menyumbang ekspor dunia pada sejumlah komoditas seperti gandum, minyak goreng, dan jagung. 
 
 
Gangguan arus ekspor telah terkena dampak invasi Rusia dan sanksi internasional telah menyebarkan waswas akan terjadinya krisis kelaparan global, khususnya di area Timur Tengah dan Afrika, yang dampaknya sudah terasa. 
 
 
Dampak paling mencolok dirasakan oleh negara seperti Yaman, negara Arab yang paling miskin, yang dikacau oleh perang sejak 2014 hingga menimbulkan krisis kemanusiaan. 
 
 
 
Harga bahan makanan di Yaman sudah mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu dan fakta bahwa suplai Ukraina hampir satu pertiga dari impor gandum Yaman telah memperdalam waswas akan memburuknya kelaparan di negara itu. 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sumber : france24
 
 
 

Baca juga: Tak Hanya Ditakuti Atlet Olimpiade Tokyo, Presiden Belarus Juga Atlet Hoki Es

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.