Dirumuskan Khalifah Umar bin Khattab, Berikut Sejarah Kalender Hijriah

Reporter

Editor

Nurhadi

Para pelajar mengikuti pawai memperingati Tahun Baru ISlam 1440 Hijriyah di Desa Doko, Kediri, Jawa Timur, Senin, 10 September 2018. Kegiatan yang diselenggarakan sejumlah sekolah itu bertujuan memperkenalkan kalender Islam kepada pelajar sekaligus sebagai syiar agama Islam kepada masyarakat. ANTARA/Prasetia Fauzani
Para pelajar mengikuti pawai memperingati Tahun Baru ISlam 1440 Hijriyah di Desa Doko, Kediri, Jawa Timur, Senin, 10 September 2018. Kegiatan yang diselenggarakan sejumlah sekolah itu bertujuan memperkenalkan kalender Islam kepada pelajar sekaligus sebagai syiar agama Islam kepada masyarakat. ANTARA/Prasetia Fauzani

TEMPO.CO, Jakarta - Kalender merupakan daftar hari atau bulan dalam setahun. Ada dua kalender yakni kalender Masehi dan kalender Hijriah. Umat Islam di seluruh dunia menjadikan kalender Hijriah untuk menentukan berbagai macam ritual keagamaan.

Kalender Hijriah berpedoman pada perhitungan tanggal berdasarkan pergerakan bulan terhadap bumi. Sedangkan untuk kalender Masehi perhitungan tanggalnya mengikuti pergerakan matahari terhadap bumi.

Dikutip dari Tempo, kelender Hijriah dirumuskan semasa Khalifah Umar bin Khattab. Hadirnya kalender Hijriah berfungsi sebagai pengingat perjuangan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya untuk menyebarkan agama Islam di segala penjuru dunia.

Ketika tahun 638 Masehi, sahabat Umar bin Khattab yang saat itu menjadi khalifah pengganti Nabi Muhammad SAW melihat sebuah permasalahan yang cukup rumit.

Diceritakan pada saat itu Abu Musa al Asy'ari menulis pesan kepada Umar yang berbunyi: "Surat-surat sampai kepada kami dari Amirul Mu'minin, tetapi kami bingung bagaimana harus menjalankannya. Kami telah membaca sebuah dokumen tertanggal Sya'ban, namun kami tidak tahu ini untuk tahun yang lalu atau tahun ini.".

Umar bin Khattab lalu mengumpulkan para sahabat yang bertugas di pusat pemerintahan. Kemudian diceritakan dari Ibnu Abbas bahwa sejak Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, tidak ada sama sekali tahun yang dibuat untuk penanggalan. Demikian juga saat Abu Bakar menggantikan beliau sebagai khalifah dan juga di empat tahun pertama kempemimpinan khalifah Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab dalam pertemuannya dengan para sahabat tersebut berkata: "Perbendaharaan negara semakin banyak, apa yang kita bagikan dan sebarkan selama ini tidak memiliki catatan tanggal yang jelas. Lalu bagaimana kita bisa mengatasi hal tersebut?"

Setelah melalui berbagai usulan tentang titik dimulainya acuan penanggalan, akhirnya diputuskan bahwa tahun terjadinya peristiwa Hijrah menjadi tahun pertama kalender Islam atau kalender Hijriah.

Sebelumnya sempat diusulkan bahwa tahun lahir Nabi Muhammad SAW atau tahun wafat Nabi Muhammad SAW digunakan sebagai titik acuan. Tetapi, semuanya dianggap kurang tepat oleh para sahabat nabi.

TAUFIK RUMADAUL 

Baca juga: 5 Perbedaan Kalender Hijriah dan Kalender Masehi