Kementerian Agama Gelar Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1443 H pada 1 Mei

Reporter

Editor

Amirullah

Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta, Selasa 11 Mei 2021. Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Syawal 1442 H. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta, Selasa 11 Mei 2021. Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Syawal 1442 H. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Syawal 1443 H pada Ahad petang, 1 Mei 2022. Sidang isbat akan digelar di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama dan didahului dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal yang disampaikan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag.

“Pada hari rukyat, 29 Ramadan 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk dan di atas kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura), yaitu di atas 3 derajat,” kata Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin yang dilansir dari laman NU, Senin, 18 April 2022.

Dia mengatakan sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.

Menurutnya, secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Syawal jatuh pada Ahad, 1 Mei 2022 M atau bertepatan dengan 29 Ramadan 1443 H. “Kemenag akan menggelar rukyatul hilal pada 99 titik di seluruh Indonesia,” kata Kamaruddin.

Rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota bekerja sama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam, serta instansi lain.

“Hasil rukyatul hilal yang dilakukan ini, selanjutnya akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Syawal 1443 H,” ucapnya.

Sidang isbat awal Syawal 1443 H akan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

Selain itu, turut hadir Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Lembaga dan instansi terkait, Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, serta Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Pondok Pesantren.

“Sidang akan digelar secara hibrid, yakni daring dan luring. Sebagian peserta hadir di lokasi acara, sebagian mengikuti secara online melalui zoom meeting,” ujar Kamaruddin.

Ia mengatakan hasil sidang isbat akan disiarkan secara langsung oleh TVRI sebagai TV Pool dan RRI. “Penyampaian hasil sidang isbat juga disiarkan secara langsung melalui media sosial Kementerian Agama,” katanya.

MUTIA YUANTISYA