TEMPO.CO, Jakarta - Kebahagiaan masyarakat Yordania merayakan ramadan pertama setelah dua tahun terkena larangan pandemi Covid-19, ternodai dengan kekhawatiran kenaikan harga bahan-bahan makanan.
Pemerintah Yordania telah berjanji akan menerapkan sejumlah kebijakan seperti pengendalian harga agar bisa memastikan bahan-bahan untuk makanan pokok tetap tersedia dan terjangkau. Walau begitu, warga Yordania mengeluhkan kenaikan tajam harga bahan makanan pokok diantaranya minyak goreng, sayur mayur, buah dan daging.
"Bicara soal ketersediaan bahan makanan dan daya beli masyarakat, itu omong kosong. Lihat saja, semangkuk salad yang kecil ini harganya 5 dinar Jordan, padahal negara ini mengekspor sayur dan buah," kata Falah Al-Louzi, warga Yordania yang sedang membeli buah dan sayuran di sebuah toko di Ibu Kota Amman.
Sejumlah sukarelawan menyajikan makanan berbuka puasa untuk seorang wanita di Tkiyet Um Ali, Amman, Yordania, 15 Juni 2016. Tempat ini menyiapkan ribuan makanan untuk berbuka puasa setiap harinya yang dibagikan pada keluarga miskin yang ingin berbuka puasa. REUTERS/Muhammad Hamed
Fidaa Simrin, ibu rumah tangga dengan empat anak, juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengkritik politikus gagal membuktikan janji untuk membatasi kenaikan harga.
"Para menteri itu berjanji di televisi akan melindungi warga dan membuat harga-harga tetap terjangkau. Namun saat Anda ke pasar, Anda melihat hal yang kebalikannya," kata Simrin
Simrin mengaku prihatin karena setelah dua tahun di kecamuk Covid-19, pada tahun ini warga Yordania harus dihadapkan pada kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok atau yang disebutnya harga pandemi.
Belum lama ini, Perdana Menteri Yordania Bisher Al-Khasawneh mengkritik atas kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok, khususnya gandum, biji untuk pakan ternak, dan minyak goreng yang naik di hampir seluruh wilayah dunia sebagai dampak perang di Ukraina dan adanya gangguan rantai suplai dunia.
Al-Khasawneh meyakinkan Pemerintah Yordania telah mengambil langkah pada Maret 2022 lalu dan April 2022 untuk menstabilkan harga bahan bakar, dimana langkah itu telah merampas perbendaharaan pendapatan negara hingga 80 juta dinar. Sebab pemerintah sadar akan kondisi hidup warga negara Yordania
Sumber : Arab News
Baca juga: Kisah Perawat di Uni Emirat Arab, Tulus Merawat Pasien Walau Puasa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/