Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Sahur harus dilakukan sebelum berpuasa seharian penuh. Tapi tidak sedikit yang melewatkannya. Apa dampak yang diakibatkan sering melewatkan sahur?
Umat Muslim menjalankan sahur terlebih dahulu sebelum memulai berpuasa seharian. Sahur biasanya dilakukan sebelum fajar selama Ramadan.
“Saat berpuasa, sahur akan menjadi salah satu makanan utama dan menggantikan sarapan. Oleh karena itu, pastikan untuk bangun untuk sahur, “ kata ahli nutrisi SÄla Bilgili Tokgöz seperti dikutip Tempo dari laman Daily Sabah.
Tetapi, tidak sedikit orang yang mengalami kesusahan bangun sahur. Akhirnya, mereka tetap berpuasa dengan melewatkan sahur. Ini ternyata bisa membahayakan tubuh, apalagi jika dilakukan terus menerus.
“Melewatkan sahur dapat menekan sistem kekebalan Anda. Dengan sahur, Anda akan mempersingkat waktu yang Anda habiskan untuk lapar dan mempertahankan tingkat metabolisme Anda. Jika tidak, Anda mungkin merasa lemah dan lelah atau menderita gula darah rendah dan sembelit di siang hari,” kata Tokgöz.
Selain itu, dilansir dari Metro News, berpuasa tanpa sahur hanya membuat lebih lapar. Ini menyebabkan makan berlebih pada hari berikutnya. Makan berlebih bisa menyebabkan peningkatan berat badan.
“Melewatkan sahur menempatkan tubuh Anda dalam ‘mode kelaparan’ yang dapat mengakibatkan kerusakan otot dan kelelahan ekstrim,” kata ahli nutrisi Rahaf Al Bochi dalam laman US News.
Alih-alih melewatkan sahur, cobalah mengatur makanan supaya nutrisi yang dibutuhkan tubuh bisa terpenuhi. Dilansir dari laman Nutrition, pilih makanan kaya cairan saat sahur untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan baik dan pilih makanan berkarbohidrat untuk energi.
Jika memungkinkan, pilih jenis serat tinggi atau gandum karena bisa membantu merasa lebih kenyang, membantu pencernaan, dan membantu mencegah sembelit. Jangan makan makanan terlalu asin untuk menghindari dehidrasi keesokan harinya.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Begini Stamina Tubuh Saat Puasa Ramadan Tanpa Sahur
