Demi Pasien, Dokter di Uni Emirat Arab Tunda Buka Puasa Hingga 2 Jam

Reporter

Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Ilustrasi dokter. Sumber: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta -Bagi para dokter, termasuk di Uni Emirat Arab, pasien harus didahulukan, bahkan terkadang di atas kewajiban keluarga dan agama mereka.

Seperti dilansir The Khaleej Times, Senin 11 April 2022, selama bulan suci Ramadhan, banyak dokter di UEA yang sibuk melakukan tugas profesional mereka di saat keluarga lain tengah berkumpul selama sahur dan buka puasa.

Tak terkecuali bagi dr Mohamed Sobhy, seorang spesialis di Pusat Bedah Rumah Sakit Universitas Thumbay. Saat-saat berharga sahur dan buka puasa kerap dihabiskan dr Sobhy untuk merawat pasien atau melakukan operasi.

Selain melakukan tugas rutin enam jam, dokter asal Mesir ini juga menerima panggilan 24 jam dalam sepekan untuk keadaan darurat. Ia bahkan pernah harus menunda waktu berbuka puasa hingga dua jam ketika dia melakukan operasi.

“Saya sering mendapat kesempatan untuk berbuka puasa di luar jam kerja, tetapi ada juga hari-hari ketika saya memiliki pasien yang menunggu saya, dan saya harus berbuka saat merawat mereka, ”kata dia.

Selama bulan suci Ramadhan, Muslim dewasa dan Muslim yang sehat diwajibkan berpuasa dari fajar hingga senja – yang berarti rata-rata 14 jam puasa di UEA.

Di minggu pertama Ramadhan ini, dr Sobhy mengungkapkan membagi waktu antara tugas profesionalnya dan menjalankan kewajiban agama.

Namun, ada kalanya dr Sobhy, yang bekerja dengan Thumbay Group selama 15 tahun, menunda berbuka puasa selama dua jam saat melakukan operasi.

“Jika sedikit pasien yang menunggu, saya pertama-tama merawat mereka dan berbuka nanti. Atau, saya bergegas dalam kewajiban agama saya dan merawat pasien. Ada hari-hari di mana buka puasa ditunda selama dua jam, tetapi operasi yang sukses dan memenuhi semua kebutuhan pasien membuat kami terus berjalan,” ujar dia.

Buka puasa dan sahur adalah saat-saat yang tak terlupakan ketika keluarga duduk bersama untuk memulai dan mengakhiri puasa. Oleh karena itu, keluarga Dr Sobhy terkadang juga bersikeras agar dia berbuka puasa bersama mereka.

Namun, para profesional kesehatan termasuk di Uni Emirat Arab mungkin tidak dapat memperoleh momen spesial seperti itu setiap Ramadhan. “Saya sangat merindukan keluarga selama waktu berbuka puasa. Tetapi profesi kami adalah layanan kemanusiaan, dan kami tidak dapat membiarkan orang sakit dibiarkan tanpa pengawasan,” tutur Sobhy.

Baca juga: Ragam Pengalaman Unik Ramadan di Abu Dhabi, Bisa Buka Puasa Bareng Gajah

SUMBER: THE KHALEEJ TIMES

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.