Kampus di AS Sediakan Tokoh Agama untuk Bimbingan Rohani Mahasiswa Muslim

Reporter

Para wanita berkumpul untuk mendiskusikan masalah spiritual dengan tokoh agama Najiba Akbar, kedua dari kiri, di Universitas Tufts. Kampus-kampus di Amerika Serikat menyiapkan para pemuka agama untuk memberikan bimbingan rohani terhadap mahasiswa muslim selama Ramadan. Foto: Najiba Akbar via Share America.
Para wanita berkumpul untuk mendiskusikan masalah spiritual dengan tokoh agama Najiba Akbar, kedua dari kiri, di Universitas Tufts. Kampus-kampus di Amerika Serikat menyiapkan para pemuka agama untuk memberikan bimbingan rohani terhadap mahasiswa muslim selama Ramadan. Foto: Najiba Akbar via Share America.

TEMPO.CO, Jakarta - Kampus-kampus di Amerika Serikat menyiapkan para pemuka agama untuk memberikan bimbingan rohani terhadap mahasiswa muslim selama Ramadan. Para tokoh agama ini berasal dari berbagai macam kepercayaan.

Para tokoh agama ini akan mengkoordinir pelayanan doa, kelompok belajar, dan kegiatan kampus untuk mahasiswa saat Ramadan. Menurut Maytal Saltiel, Presiden Asosiasi Kerohanian dan Kehidupan Spiritual di Pendidikan Tinggi, banyak dari pemuka agama ini adalah seorang Muslim.

Joshua Salaam, dari Duke University di North Carolina, termasuk di antara para tokoh agama Muslim ini. Dia mengatakan keragaman siswa di Duke, baik internasional maupun Amerika, memungkinkan dia untuk terlibat dengan orang-orang dan tradisi dari seluruh dunia. “Pekerjaan itu menghubungkan hati saya dengan jalan orang lain,” katanya dikutip dari Share America, 31 Maret 2022.

Menurut Salaam, pada Ramadan 2021 kegiatan rohani di kampus-kampus hanya diikuti segelintir mahasiswa muslim karena pandemi. Ia pun berharap di tahun ini bisa mengumpulkan mahasiswa dan staf kampus muslim lebih banyak untuk acara berbuka puasa dan berdoa bersama.

"Kami akan lihat bagaimana perkembangannya," katanya. “Ini semacam eksperimen untuk melihat berapa banyak Muslim yang keluar untuk berpartisipasi.”

Najiba Akbar, dari Tufts University di Massachusetts, mulai bekerja memberikan bimbingan rohani sejak beberapa bulan yang lalu. Selama Ramadan, seperti di waktu-waktu lain, ia menawarkan kepada siswa ruang aman untuk bertanya. “Membayangkan siapa dan apa yang (mereka) inginkan di dunia ini.”

Beberapa siswa, katanya, ingin membangun atau membangun kembali keimanan mereka dan mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang tradisi serta bagaimana mempraktikkannya dengan baik. “Mereka meluangkan waktu untuk mendalami Islam, seperti yang diminta Ramadan. Mereka ingin duduk dengan seseorang untuk belajar dan mengajukan pertanyaan.”

Kedua pemuka agama ini mencatat bahwa para mahasiswa kerap meminta nasihat kepada mereka sepanjang tahun ajaran. Jika mereka memiliki masalah, baik akademis, sosial atau keluarga, mereka akan mencari seseorang untuk diajak bicara.

“Kadang-kadang itu hubungan mereka dengan Tuhan, dengan orang tua mereka, dengan profesor mereka, dengan teman-teman mereka, dan lainnya,” tutur Salaam.

“Sebagai seorang pemuka agama, saya membantu mereka menemukan jawaban melalui refleksi, mendengarkan aktif, dan memberikan dasar-dasar spiritual,” ucap dia.

Untuk Ramadan kali ini, Najiba Akbar berencana mengadakan dua kali buka puasa bersama per minggu serta salat Tarawih reguler di kampus Tufts.

Dan menjelang Idul Fitri para siswa Muslim akan menantikan untuk merayakannya secara langsung. Najiba Akbar berencana untuk membawa mahasiswa ke masjid di Boston untuk salat Idul Fitri dan mengadakan makan siang di kampus. Dia mungkin berkoordinasi dengan sekolah daerah lain untuk merencanakan pertemuan Idul Fitri yang lebih besar.

Sementara Salaam mengatakan dia berharap untuk mengadakan permainan, makanan, dan hal-hal lain untuk membuat Idul Fitri meriah.

Baca juga: Ada Jakarta Ramadhan Festival 2022 di Mall of Indonesia