Sakit Kepala saat Berpuasa, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Reporter

Editor

Mila Novita

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang berpuasa mengalami pusing atau sakit kepala karena berbagai alasan, yang paling umum adalah kadar gula darah rendah, dehidrasi, pengurangan kafein, dan kurang tidur. 

Banyak orang percaya bahwa makan makanan tinggi gula saat sahur akan membantu kadar gula darah mereka sepanjang hari, tetapi ternyata tidak. Makan banyak dan manis akan meningkatkan kadar insulin sehingga tubuh akan memproduksi insulin secara berlebihan. Ini bisa menyebabkan tubuh merasa lapar segera setelahnya. Begitu kadar gula darah turun, akan terjadi "crash", lelah, dan kekurangan energi. Fluktuasi kadar gula darah ini dapat dihindari dengan memilih makanan yang kaya energi dengan pelepasan lambat (indeks glikemik rendah) yang menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Untuk dehidrasi, sulit untuk mengkonsumsi air yang cukup selama jam puasa. Karena itu, fokuslah memenuhi kebutuhan cairan di jam berbuka hingga sahur. Letakkan sebotol air dan mengkonsumsi sedikit dan sesering mungkin selama tidak berpuasa.

Dehidrasi serta hilangnya gula dan garam dalam tubuh dapat menyebabkan segudang masalah, termasuk sakit kepala, lesu, kelemahan otot, pusing, tekanan darah rendah, peningkatan denyut jantung, demam, dan yang parah bisa kehilangan kesadaran. Kunci untuk menghindari masalah ini adalah menjaga asupan air. Jauhi gula berlebihan dan soda yang mengandung kafein karena itu bisa membuat tubuh semakin dehidrasi.

Pengurangan kafein sering diabaikan ketika ingin mengatasi sakit kepala saat berpuasa. Tapi konsumsi kafein menyebabkan pembuluh darah menyempit, itulah sebabnya detak jantung meningkat. Mengurangi asupan kafein memungkinkan pembuluh darah terbuka dan meningkatkan aliran darah ke otak. Perubahan aliran darah yang tiba-tiba ini dapat menyebabkan sakit kepala karena otak beradaptasi dengan peningkatan aliran darah.

Pengurangan bertahap penggunaan kafein dalam minggu-minggu menjelang puasa dapat membantu mengurangi sakit kepala. Selama Ramadan tubuh akan mulai beradaptasi dan sakit kepala akan mereda.

Kurang tidur adalah faktor lain yang dapat menyebabkan banyak efek berbahaya, termasuk sakit kepala. Mengatur jam tidur selama Ramadan, menghindari begadang, dan tidur siang akan membantu.

Berusahalah berada di tempat yang dingin di siang hari dan hindari sinar matahari atau tempat panas jika memungkinkan. Kurangi waktu yang dihabiskan untuk perangkat elektronik akan membantu tidur lebih mudah dan juga membantu kualitas tidur. Kurangnya tidur REM (gerakan mata cepat) terkait dengan sakit kepala, jadi tidur malam yang nyenyak sangat penting. 

ARABNEWS

Baca juga: 6 Jenis Sakit Kepala yang Sering Terjadi: Dari Migrain hingga Sinus

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.