Cerita Pengungsi Afghanistan Jalani Ramadan Perdana di Amerika

Reporter

Sebuah keluarga pengungsi dari Afghanistan menunggu untuk menjalani pemeriksaan medis di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, 20 Agustus 2021. Hingga Sabtu kemarin, sudah ada 18.000 orang Afghanistan yang dievakuasi dari bandara Ibu Kota Kabul. Sersan Angkatan Udara/Staf AS. Megan Munoz/Handout via REUTERS
Sebuah keluarga pengungsi dari Afghanistan menunggu untuk menjalani pemeriksaan medis di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, 20 Agustus 2021. Hingga Sabtu kemarin, sudah ada 18.000 orang Afghanistan yang dievakuasi dari bandara Ibu Kota Kabul. Sersan Angkatan Udara/Staf AS. Megan Munoz/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Maqsood Rahimi, warga Afghanistan, pada tahun lalu merayakan ramadan di tanah kelahirannya, Kabul. Ketika itu, dia bisa mendengarkan azan yang dikumandangkan dari masjid terdekat dan berbuka puasa dengan kurma.

Ramadan tahun lalu, Rahimi menghabiskannya bersama kedua orang tuanya, adik laki-lakinya, istri dan putri mereka yang baru lahir. Namun itu samua kini tinggal kenangan sebelum Amerika Serikat menarik pasukannya dan Afghanistan jatuh ke tangan kelompok radikal Taliban.

Rahimi dan keluarganya saat ini mengungsi ke San Diego, Amerika Serikat. Meski sudah tak tinggal lagi di Afghanistan, dia masih suka diliputi rasa waswas.

Di Afghanistan, Rahimi bekerja sebagai anggota marinir. Pekerjaan itu, pernah hampir membunuhnya satu kali. Demi keamanan anggota keluarganya, Rahimi menggunakan nama marga keluarganya, bukan nama belakangnya.

Pada Sabtu, 2 April 2022, Rahimi, 31 tahun, menjalani ibadah puasa ramadannya yang pertama di tempat pengungsian di sebuah hotel di San Diego, Amerika Serikat. Dia meninggalkan Ibu Kota Kabul bersama istri dan putri mereka pada Agustus 2021 lalu.  

Di tempat pengungsian, dia menghabiskan separuh hari-hari ramadannya bersama pengungsi lainnya dan pasukan marinir yang membantunya mengungsi dari Afghanistan.

“Selama kami bersama (istri dan anak), kami tidak merasa keluarga kami tercerai-berai. Saya baik-baik saja,” kata Rahimi, sambil menggendong putrinya yang baru berusia 15 bulan.

Ada ribuan pengungsi yang mengungsi meninggalkan Afghanistan sejak musim panas tahun lalu dan berlindung ke Amerika Serikat. Di Negeri Abang Sam itu, ada pengungsi yang ditempatkan apartemen, atau kamar hotel karena organisasi - organisasi penempatan masih kesulitan untuk menempatkan mereka di perumahan permanen karena pasar properti di Amerika Serikat sedang mahal.

Menyambut ramadan ini, San Diego Afghan Refugees Aid Group menggelar acara buka puasa bersama. Acara ini rencananya akan digelar di tempat-tempat penampungan pengungsi dan mencari relawan untuk mengantar para pengungsi ke masjid terdekat untuk salat.

    

Sumber: latimes-com.cdn.ampproject.org

Baca juga: Terkini Bisnis: Greenpeace Indonesia dan Kapal Tanker, PPN Tekan Properti

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.