Tradisi Hadrat, Menabuh Rebana di Maluku Tengah

Reporter

Ilustrasi alat musik rebana
Ilustrasi alat musik rebana

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Negeri Hila di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, menjalankan tradisi hadrat untuk membangunkan warga Muslim yang hendak sahur selama Ramadan 1443 Hijriah. Pada Jumat pukul 01.45 WIT, puluhan pemuda Negeri Hila yang mengenakan pakaian putih berkeliling kampung sambil melantunkan zikir dengan iringan tabuhan rebana.

Mereka membangunkan warga yang hendak sahur sebelum menunaikan ibadah puasa. Hadrat berlangsung sampai sekitar pukul 03.30 WIT dan biasa diakhiri dengan pembacaan syair bernuansa Ramadan.

Menurut tokoh adat Negeri Hila, Zulkarnain Ely, selama bulan suci Ramadan, hadrat dilakukan dua kali dalam sepekan. Ia mengakui bahwa tradisi ini memang tidak berbeda jauh dengan membangunkan sahur di daerah lain.

“Pendahulu kami membuatnya dengan tujuan agar budaya zikir tetap lestari di kalangan anak muda maupun masyarakat pada umumnya."

Hadrat adalah tradisi turun-menurun di Negeri Hila. Beberapa tahun lalu tradisi itu sempat tidak bisa dilaksanakan karena para penabuh rebana sudah lanjut usia.

Negeri Hila sudah punya komunitas pemuda penerus tradisi ini. Para tetua mengajari mereka cara main rebana. “Alhamdulillah, pada hari ketiga Ramadan semua bisa sama-sama berpartisipasi untuk melestarikan tradisi ini."

Zulkarnain berharap generasi muda Negeri Hila tetap menjaga warisan leluhur. Ia yakin yang dibuat leluhurnya bermakna baik. “Hilang tradisi, hilang budaya, berarti hilang jati diri," kata Zulkarnain.

Baca juga: Potong Nasi Besar dalam Tradisi Khatam Al Quran di Batam