Jejak Panjang 9 Nama Wali Songo: Dakwah Bukan Sembarang Dakwah

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Sejumlah warga melepas Luwur atau kain mori penutup makam Sunan Kudus untuk diganti dengan yang baru saat prosesi buka luwur di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis 20 Agustus 2020. Tradisi yang digelar setahun sekali yang bertepatan pada tanggal 1 Muharam atau Satu Sura tersebut untuk memperingati Haul (wafat) Sunan Kudus merupakan salah satu wali sembilan (wali songo) tokoh penyebaran agama Islam di Jawa. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Sejumlah warga melepas Luwur atau kain mori penutup makam Sunan Kudus untuk diganti dengan yang baru saat prosesi buka luwur di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Kamis 20 Agustus 2020. Tradisi yang digelar setahun sekali yang bertepatan pada tanggal 1 Muharam atau Satu Sura tersebut untuk memperingati Haul (wafat) Sunan Kudus merupakan salah satu wali sembilan (wali songo) tokoh penyebaran agama Islam di Jawa. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

TEMPO.CO, Jakarta -Terdapat 9 tokoh legendaris wali yang menyebarkan Islam di Indonesia khususnya Pulau Jawa, tak lain para ulama berjuluk Wali Songo.

Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII.Karya, Drs. Imam Subchi, MA "Wali songo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga (mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali."

Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Wali Songo sejak abad 14 dan 15 masehi.

Keistimewaan yang dimiliki oleh Wali Songo disebut-sebut setara nabi. Hal yang membedakannya adalah mereka tidak menerima wahyu, namun mendapatkan karomah. Yaitu suatu kemampuan di luar kebiasaan manusia dan tentu saja ilmu agama Islam mereka tinggi.

Julukan Wali Songo berasal dari dua kata, yaitu Wali dan Songo. Kata Wali berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk  dari waliyullah, yang memiliki arti orang yang mencintai dan dicintai Allah SWT.

Kemudian Songo berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti sembilan. Sehingga jika digabungkan, memiliki arti sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah.

Beriku daftar nama dan jejak Wali Songo beserta nama asli dan daerah dakwah ajarannya :

  1. Maulana Maghribi

Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim. Diperkirakan lahir di Uzbekistan, Asia Tengah. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni Desa Sembalo, desa yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, 9 kilometer utara Kota Gresik.

Selesai membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, ia wafat pada tahun 1419. Makamnya terdapat di kelurahan Gapurosukolilo, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

  1. Sunan Ampel

Semula bernama Raden Rahmat dan merupakan putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim. Sunan Ampel datang ke Pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama adiknya Sayid Ali Murtadho.

Nama Ampel diambil dari daerah bernama Ampel Denta, daerah rawa yang dihadiahkan raja Majapahit kepadanya. Di tempat inilah, ia memulai aktivitasnya mendirikan pesantren Ampel Denta, dekat dengan Surabaya. Ia wafat pada tahun 1491 M dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

  1. Sunan Bonang

Sunan Bonang adalah anak dari Sunan Ampel atau cucu dari Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Mulanya, ia berdakwah di Kediri yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.

Kemudian, menetap di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah. Di sana, Sunan Bonang mendirikan pesantren yang dikenal sebagai Watu Layar. Ia kemudian wafat pada tahun 1525 M dan dimakamkan di Tuban, sebelah barat Masjid Agung.

  1. Sunan Drajat

Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Syarifuddin. Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa ia adalah putra dari Sunan Ampel. Ia berdakwah ke sebuah desa bernama Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kemudian, mendirikan mushola atau surau yang dimanfaatkan sebagai tempat berdakwah.

  1. Sunan Giri

Wali Songo selanjutnya adalah sahabat dari Makhdum Ibrahim yang semula bernama Raden Paku. Sunan Giri memilih sebuah tempat yang letaknya di bukit sebelah selatan Kota Gresik, yaitu bukit Giri pada tahun 1481 M sebagai pusat berdakwah di Jawa Timur.

Berikutnya: Kemudian dia mendirikan pondok pesantren dengan...