Menengok Sejarah Salat Tarawih di Bulan Ramadan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Suasana shalat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu 2 April 2022. Setelah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama bahwa 1 Ramadan jatuh pada Ahad 3 April 2022. TEMPO/ Faisal Ramadhan
Suasana shalat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu 2 April 2022. Setelah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama bahwa 1 Ramadan jatuh pada Ahad 3 April 2022. TEMPO/ Faisal Ramadhan

TEMPO.CO, Jakarta -Salat Tarawih artinya ibadah salat malam yang bersifat sunnah dan hanya dikerjakan selama bulan Ramadan saja.

Selain mengetahui pengertian secara umum, Anda juga perlu mengetahui bagaimana sejarah salat tarawih di zaman Nabi hingga menjadi ibadah yang rutin dilakukan setiap bulan Ramadan. 

Melansir dari buku "Misteri Ramadan & Sejarah Shalat Tarawih" Shalat tarawih merupakan salah satu praktik untuk menghidupkan malam Ramadhan (qiyamu Ramadhan).

Ibadah ini memiliki keutamaan-keutamaan yang memang ditemukan landasannya dari hadits Rasulullah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Awal Mula Salat Tarawih

Terdapat riwayat sejarah salat tarawih di zaman nabi hingga menjadi ibadah yang rutin dilakukan setiap bulan Ramadan.

Konon, salat tarawih dikerjakan Nabi Muhammad SAW pada tanggal 23 Ramadan pada tahun kedua Hijriah. Saat itu, Rasulullah tidak selalu mengerjakan salat tarawih di masjid secara berjamaah. Beberapa kali, Rasulullah mengerjakannya sendiri di rumah.

Pada hadis Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa, Rasulullah memang melaksanakan salat tarawih di awal-awal Ramadan. Ternyata setelah itu, antusias masyarakat semakin meningkat sehingga banyak di antara mereka datang ke masjid untuk melaksanakan salat tarawih berjamaah. Namun setelah itu, Nabi justru mengurngkan niat pergi ke masjid dan memilih salat tarawih di rumah.

Sikap Nabi Muhammad tersebut disebutkan bahwa Rasulullah khawatir jika sewaktu-waktu Allah menurunkan wahyu untuk mewajibkan salat tarawih pada umatnya. Namun di sisi lain, belum tentu umat generasi berikutnya mempunyai semangat yang sama pada zaman Nabi.

Alasan kedua, bisa jadi Rasulullah takut menimbulkan salah persepsi bahwa salat tarawih wajib dikerjakan karena merupakan amalan baik yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah. Sebab, salat tarawih merupakan amalan yang bersifat sunnah sehingga tidak ada kewajiban dalam pelaksanaannya.

Berikutnya: Setelah mengetahui bahwa tarawih artinya salat malam...