Ramayana Perkirakan Kontribusi Penjualan Saat Ramadan Lebaran 38 Persen

Reporter

Pengunjung berbelanja di Mal Ramayana Cimone, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 10 Februari 2022. Kementerian Kesehatan mengumumkan sepuluh besar pusat perbelanjaan hingga restoran yang dianggap tidak patuh pada penggunaan aplikasi PeduliLindungi selama kurun 23 Januari hingga 6 Februari 2022. ANTARA/Fauzan
Pengunjung berbelanja di Mal Ramayana Cimone, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 10 Februari 2022. Kementerian Kesehatan mengumumkan sepuluh besar pusat perbelanjaan hingga restoran yang dianggap tidak patuh pada penggunaan aplikasi PeduliLindungi selama kurun 23 Januari hingga 6 Februari 2022. ANTARA/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menargetkan pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi pada 2022, seiring dengan proyeksi daya beli masyarakat yang lebih membaik. Momen Ramadan dan Lebaran diperkirakan menjadi salah satu pendorong kinerja tahun ini.

Vice President Director RALS Jane Melinda Tumewu mengatakan perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20 persen pada 2022, lebih tinggi daripada target penjualan 2021 yang sebelumnya dibidik naik 15 persen.

“Menyambut 2022, Ramayana optimistis keadaan ekonomi di Indonesia berangsur membaik dengan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20 persen,” katanya ketika dihubungi, Senin, 4 April 2022.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan perseroan sepanjang 2021 mencapai Rp 2,59 triliun, naik tipis 2,56 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,52 triliun. Jane mengatakan pencapaian penjualan tersebut masih di bawah target awal yang ditetapkan.

Melesetnya realisasi penjualan dari target, sambungnya, tidak lepas dari kondisi daya beli masyarakat yang masih lemah, terutama di segmen menengah ke bawah. Selain itu, penjualan terkendala pembatasan operasional gerai-gerai Ramayana akibat penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4 pada Juli–Agustus 2021.

Adapun pada momentum festive season tahun ini, Jane memperkirakan kontribusi penjualan bisa sebesar 38 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kontribusi Ramadan Lebaran tahun lalu yang mencapai 41 persen.

“Perkiraan kontribusi momen Lebaran lebih rendah dengan harapan penjualan setelah musim Lebaran berlanjut membaik dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya.

Meski penjualan pada 2021 belum sesuai target, RALS tercatat membalikkan kinerja keuangan pada 2021 dengan mencatatkan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 170,57 miliar. Nilai tersebut meningkat 222,82 persen dibandingkan dengan 2020 ketika perusahaan merugi Rp138,87 miliar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan capaian pendapatan RALS sepanjang 2021 sejalan dengan estimasi dengan realisasi 97 persen dari perkiraan. Meski demikian, nilai penjualan RALS masih di bawah estimasi konsensus dan hanya mencapai 75 persen dari perkiraan.

Meski perekonomian diperkirakan membaik tahun ini dan mendorong penjualan yang lebih besar, Christine menilai valuasi Ramayana Lestari Sentosa cenderung melebar. Mirae Asset Sekuritas lantas mempertahankan rekomendasi hold pada saham RALS dengan target harga Rp 810 yang didasarkan pada 16x 2022F PE.