Kelompok Pemberontak di Thailand Hentikan Aksi Kekerasan Selama Ramadan

Reporter

Sejumlah umat muslim Thailand menikmati makanan saat berbuka puasa di sebuah masjid di Bangkok, Thailand, 27 Mei 2017. REUTERS/Jorge Silva
Sejumlah umat muslim Thailand menikmati makanan saat berbuka puasa di sebuah masjid di Bangkok, Thailand, 27 Mei 2017. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Thailand pada Sabtu, 2 April 2022, memuji atas kemajuan signifikan dalam perundingan dengan kelompok pemberontak di selatan Thailand, Barisan Revolusi Nasional (BRN). Kedua belah pihak yang bertikai sepakat untuk menghentikan aksi kekerasan selama bulan suci ramadan.

Utusan pemerintah Thailand dengan delegasi kelompok BRN pada awal pekan lalu melakukan rapat tatap muka di Malaysia untuk melakukan perundingan damai. Kedua belah pihak melakukan perundingan terakhir kalinya pada Januari 2022 setelah pembicaraan dua tahun lalu terhenti gara-gara pandemi Covid-19.

Lebih dari 7.300 orang tewas dalam kekerasan, yang berkecamuk sejak 2004, ketika 10 tahun silam pemberontakan berkobar di Provinsi Narathiwat, Yala, Pattani dan sebagian wilayah Songkhla. Wilayah-wilayah itu didominasi oleh masyarakat yang berbahasa melayu dan beragama Islam.

Sebagian besar masyarakat Thailand adalah pemeluk Budha.

BRN dalam pernyataannya mengatakan kedua belah pihak sudah setuju untuk menghentikan kekerasan selama bulan ramadan, yang berlangsung mulai 3 April sampai 14 Mei 2022. Keputusan ini diambil agar bisa menciptakan atmosfir yang baik kepada masyarakat, di saat yang sama dilakukan upaya untuk membangun kepercayaan dan perdamaian.

Sedangkan Thailand dalam pernyataannya menyebut penghentian kekerasan ini menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif untuk terwujudnya perdamaian selama bulan Ramadan. Dengan begitu, masyarakat bisa beribadah dengan aman. Langkah ini juga untuk mendorong rasa percaya masyarakat pada dialog damai.

BRN dan Pemerintah Thailand juga sepakat untuk mendirikan sebuah gugus tugas di tiga area demi mengurangi aksi kekerasan, membuka konsultasi publik dan solusi politik.

Kelompok pemberontak di Thailand telah menyerukan untuk merdeka lepas dari Negeri Gajah Putih. Wilayah selatan Thailand mayoritas dihuni oleh etnis muslim Melayu, yang merupakan bagian dari Kesultanan Pattani dan dianeksasi oleh Thailand pada tahun 1909 sebagai bagian dari pakta dengan Inggris.

Sumber: Reuters | voanews.com

Baca juga: Cegah Lesu selama Puasa Ramadan dengan Cara Berikut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.