TEMPO.CO, Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional Baznas (Bazis) DKI Jakarta memberikan pembekalan cara belajar baca Alquran dengan metode dirosa kepada guru ngaji di Jakarta di bulan Ramadan. Pembekalan itu diberikan dengan menggandeng Wahdah Islamiyah.
Kegiatan bertajuk Pembekalan Musyrif Musyrifah Program Cahaya Ramadhan ini digelar di di Graha Mental Spiritual Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 31 Maret 2022 dan diikuti 70 musyrif dan musyrifah di Jakarta.
Wakil Ketua II Bidang Pendayagunaan Baznas (Bazis) DKI Jakarta, Saat Suharto Amjad, mengatakan selama Ramadan, para musyrif dan musyrifah ditugaskan untuk mengajarkan Alquran ke 28 panti di seluruh Jakarta.
“Alhamdulillah, Baznas Bazis tahun ini adalah tahun kedua kita melakukan program Cahaya Ramadan di panti. Program ini mengirimkan para musyrif dan musyrifah terpilih. Minimal, mereka telah menghafal 5 juz ke atas dan mampu melafazkan Alquran dengan baik,” kata Saat Suharto di sela acara.
Dia membeberkan, jumlah musyrif dan musyrifah saat ini dirasakan belum ideal dengan jumlah warga binaan di 28 panti yang berjumlah 2.340 orang.
“Ada 37 musyrif dan 33 musyrifah. Jumlahnya masih kurang ideal karena satu musyrif musyrifah idealnya untuk 35 warga binaan. Kita berharap ke depan akan lebih baik,” katanya.
Pembekalan musyrif dan musyrifah menggunakan belajar baca Alquran dengan metode dirosa. Dirosa adalah metode yang dikembangkan oleh Wahdah Islamiyah dalam mengajarkan cara membaca Alquran dengan baik, lancar, dan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hanya dalam 20 kali pertemuan.
“Metode dirosa ini agar belajar Quran ringan dan fun. Agar peserta itu happy dalam mempelajari Alquran dan tidak merasa berat,” kata Ustad Saripudin, trainer dari Wahdah Islamiyah Jakarta Utara.
Ustad Saripudin merasa bangga karena telah dilibatkan Baznas (Bazis) DKI Jakarta pada program di bulan Ramadan ini. “Ini adalah kerja sama dari Baznas dan pematerinya didatangkan dari Wahdah Islamiyah,” tuturnya.
Baca juga: Ramadan, Polda Metro Jaya Targetkan Vaksinasi Booster 143 Ribu Dosis per Hari