TEMPO.CO, Jakarta - Ibu menyusui boleh tidak menjalani ibadah puasa terutama jika bayinya masih minum air susu ibu atau ASI eksklusif. Tapi jika ibu menyusui ingin berpuasa, ada beberapa kiat yang perlu diketahui agar ASI lancar baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dokter spesialis anak Melisa Lilisari yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, dari segi kuantitas, menurut penelitian yang dilakukan, suplai ASI itu tidak berkurang pada ibu menyusui selama pengosongan payudara tetap berlangsung.
Hal itu juga sebenarnya berlaku pada saat ibu tidak berpuasa. Beberapa penelitian juga menunjukkan, bahkan dalam kondisi dehidrasi sedang pun sebenarnya suplai ASI tetap berlangsung.
"Jadi ini hukum umum yang dianut seperti saat tidak berpuasa tetap berlaku juga pada masa puasa," kata dia dalam sebuah konferensi pers daring terkait puasa Ramadan, Kamis, 31 Maret 2022.
Mengenai kualitas ASI, Melisa menyoroti dua hal salah satunya mikronutrien yang berkurang saat berpuasa seperti seng, magnesium ataupun kalium. Namun, hal ini sifatnya hanya sementara dan akan langsung tergantikan saat ibu sudah mulai makan kembali yakni saat berbuka puasa.
"Ini tidak mengganggu kualitas ASI. Bayi tetap mendapatkan mikronutrien ini untuk pertumbuhannya," tutur dia.
Sementara dari segi makronutrien seperti laktosa, protein dan lemak, menurut penelitian tidak terpengaruh bila ibu menyusui berpuasa. Bahkan, prolaktin yaitu hormon--yang sangat berperan pada produksi ASI juga berfungsi dalam memproduksi lemak ASI--akan melepaskan asam lemak dari jaringan lemak sehingga komposisi lemak ASI tidak berpengaruh meskipun ibu berpuasa.
Melisa mengingatkan, ada sejumlah hal-hal yang harus diperhatikan bila menyusui ingin berpuasa, salah satunya status nutrisi ibu. Diharapkan ibu menyusui yang akan berpuasa memiliki status nutrisi baik.
Lalu, perhatikan faktor lingkungan semisal cuaca yang terlalu panas dan ini berkaitan dengan aktivitas harian ibu menyusui apakah banyak kegiatan di luar ruangan dengan cuaca panas.
Selain itu, jangan abaikan asupan nutrisi dan cairan ibu saat sahur dan berbuka, serta perhatikan pula usia bayi apakah usia ASI eksklusif atau enam bulan pertama atau sudah mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI).
"Ibu menyusui harus melihat juga usia bayi. Bayi yang berusia di bawah enam bulan dan masih mendapatkan ASI eksklusif mungkin berbeda kebutuhannya dengan bayi di atas usia itu yang sudah mendapatkan MPASI. Karena itu, apabila bayi di bawah usia 6 bulan, ibunya ingin berpuasa, sebaiknya konsultasikan dulu (dengan dokter)," demikian pesan Melisa.
ANTARA
Baca juga: Persiapan Ibu Hamil yang Ingin Berpuasa Ramadan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.