Kondisi Seseorang yang Dianjurkan Tidak Berpuasa

Reporter

Editor

Bram Setiawan

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Saat berpuasa, tubuh dipastikan mampu untuk menjalaninya. Ada beberapa kondisi tubuh yang tak dianjurkan menjalani puasa.

Mengutip publikasi Muslim Patients in Ramadan: A Review for Primary Care Physicians yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information, ada beberapa kondisi yang dianjurkan untuk tidak berpuasa.

Kondisi yang dianjurkan tidak berpuasa

Perempuan yang menstruasi atau nifas setelah melahirkan tak dianjurkan untuk berpuasa. Kondisi sakit atau gangguan kesehatan tertentu juga ada yang dianjurkan untuk tak memaksakan diri berpuasa.

Mengutip Islamic Medical Association, seseorang yang kadar gula darahnya rendah (hipoglikemia) dan produksi asam darah berlebihan (ketoasidosis diabetikum) biasanya akan sulit menjalankan puasa yang rutin. Puasa bisa dilakukan, tapi ketika kesehatan pasien membaik.

Mengutip publikasi dalam National Center for Biotechnology Information, pembatasan cairan dan kemungkinan dehidrasi selama berpuasa agak rentan untuk kondisi tertentu orang yang mengalami penyakit ginjal. Namun bukan tak bisa berpuasa.

Laporan penelitian menunjukkan, berpuasa tak terlalu mempengaruhi penyakit ginjal. Walaupun begitu, tetap perlu mempertimbangkan kesiapan tubuh menjalani puasa. Itu sebabnya, orang yang memiliki riwayat penyakit ginjal sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani puasa.

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca: Puasa untuk Detoksifikasi Tubuh, Begini Penjelasan Ahli

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu