Belanja Iklan Ramadan Tahun ini Diperkirakan Naik 12 Persen Jadi Rp 290 Triliun

Reporter

Ilustrasi Ramadan Sale. vectorstock.com
Ilustrasi Ramadan Sale. vectorstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan riset data dan analitik Nielsen memprediksikan tren belanja iklan pada Ramadan akan mengalami peningkatan. Ekonom pun memperkirakan nilai belanja tersebut dapat menembus hingga Rp 290 triliun atau naik 12 persen dari 2021.

Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina menyampaikan bahwa peningkatan yang terjadi akibat adanya kondisi pelonggaran kebijakan Covid-19 dan wacana Indonesia menuju endemi di pertengahan tahun nanti.

“Kami memprediksikan belanja iklan juga mengalami peningkatan pada Ramadan tahun ini mengingat situasi saat ini juga lebih baik dengan adanya wacana memasuki endemi,” ungkap Hellen, Selasa, 29 Maret 2022.

Adanya pencabutan pembatasan kunjungan ibadah serta aturan mudik membawa mobilisasi masyarakat semakin normal dan dapat melaksanakan mudik lebaran. Kondisi tersebut memungkinkan pemilik merek yakin dapat mengoptimalkan beragam kanal publikasi untuk memperkenalkan brand mereka.

“Berdasarkan pemantauan Nielsen, pada tahun 2021 terjadi peningkatan confidence yang signifikan pada angka belanja iklan. Tren yang sama juga diharapkan akan terjadi pada tahun ini terutama pada merek yang relevan dengan kebutuhan dalam menjalankan ibadah puasa dan menyambut hari Lebaran,” katanya.

Sementara itu, ekonom memprediksikan belanja iklan di Ramadan tahun ini akan meningkat tinggi bila dibandingkan dengan 2021 bahkan kemungkinan menembus Rp 290 triliun.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan nilai tersebut berkaca dari situasi saat ini yang semakin menuju endemi. “Belanja iklan di Ramadan tahun ini diperkirakan menembus Rp 290 triliun atau naik 12 persen dibandingkan 2021,” ungkap Bhima, Selasa.

Rasa percaya diri para pemilik merek melihat kondisi ini pun membuat mereka tidak ragu dalam meningkatkan belanja iklan. Menurut Bhima, tidak sedikit mereka yang menggandeng public figure dan influencer dalam iklannya.

BISNIS