Menjelang Ramadan, Pemerintah Terus Dorong Vaksinasi Covid-19

Reporter

Editor

Amirullah

Petugas membantu pengisian formulir sebelum menyuntikkan vaksin COVID-19 AstraZeneca kepada santri Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa 23 Maret 2021. Seluruh santri Pondok Pesantren Lirboyo ditargetkan mendapatkan suntikan vaksin Astrazeneca sebelum bulan ramadan sebagai upaya menanggulangi penyebaran COVID-19 di lingkungan pesantren. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petugas membantu pengisian formulir sebelum menyuntikkan vaksin COVID-19 AstraZeneca kepada santri Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa 23 Maret 2021. Seluruh santri Pondok Pesantren Lirboyo ditargetkan mendapatkan suntikan vaksin Astrazeneca sebelum bulan ramadan sebagai upaya menanggulangi penyebaran COVID-19 di lingkungan pesantren. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan bahwa upaya vaksinasi Covid-19 terus dilakukan memasuki bulan Ramadan. Ini sesuai dengan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksinasi Covid-19 tidak membatalkan puasa.

"Upaya vaksinasi akan terus dilakukan memasuki bulan Ramadan karena sesuai Fatwa MUI Nomor 13 Tahun 2021 bahwa vaksinasi saat berpuasa tidak bersifat membatalkan puasa," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta pada Selasa, 29 Maret 2022.

Vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu syarat untuk melaksanakan mudik Lebaran 2022. Masyarakat yang telah mendapatkan vaksin booster atau penguat dapat melaksanakan mudik tanpa melakukan tes Covid-19.

Sementara bagi mereka yang telah menjalani vaksinasi dosis kedua dan pertama dapat melaksanakan mudik Lebaran 2022 setelah memiliki hasil negatif dari pengujian Covid-19.

Wiku mengatakan pemerintah pusat terus mendorong pemerintah daerah untuk melakukan percepatan vaksinasi booster demi perlindungan optimal, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Beberapa daerah telah berhasil melakukan percepatan vaksinasi, menurut Koordinator Tim Pakar Satgas Penganan Covid-19 itu. Dia memberi contoh seperti Bali yang mampu meningkatkan cakupan vaksinasi dosis ketiga sebesar 26 persen dalam kurun waktu tiga pekan.

Meski demikian, dia menyatakan bahwa upaya peningkatan vaksinasi dosis pertama dan kedua juga terus dilakukan untuk mencapai target vaksinasi Covid-19 sebanyak 208.265.720 orang yang ditetapkan pemerintah.

"Namun, perlu menjadi perhatian bahwa laju vaksinasi Covid-19 dosis satu dan dua juga harus sama cepatnya agar pembentukan imunitas masyarakat di setiap daerah dapat terbentuk secara merata," tutur Wiku.