Amankah Penderita Asam Lambung Berpuasa Ramadan?

Reporter

Editor

Nurhadi

Gangguan pencernaan macam maag, asam lambung atau GERD, sering menjadi kekhawatiran kala Ramadan.
Gangguan pencernaan macam maag, asam lambung atau GERD, sering menjadi kekhawatiran kala Ramadan.

TEMPO.CO, JakartaPuasa Ramadan merupakan kewajiban bagi yang beragama Islam. Selain ibadah wajib, puasa juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Tetapi terdapat kemungkinan sebagian orang tidak dianjurkan karena penyakit tertentu. Penderita asam lambung juga seringkali dilema mengenai aman dan tidaknya kondisi mereka untuk berpuasa. 

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, Neneng Ratnasari, penyakit asam lambung biasanya disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, faktor stres dan kecemasan.

“Setelah makan terus tidur terlentang justru melemahkan otot esofagus, makan terlalu terburu-buru, atau sering mengonsumsi fast food. Pola makan juga diperbaiki dan jenis makanannya juga,” kata Neneng dikutip dari laman UGM. 

Dosen Biokimia Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Hamim Sadewa, mengatakan asam lambung dapat naik karena pola makan yang tidak teratur, stres, maupun anatomi dinding lambung yang sudah mengalami kerusakan. 

Ahmad menegaskan, asam lambung perlu dijaga keseimbangannya karena diperlukan untuk memulai proses pencernaan. Jika pencernaan tidak dimulai, makanan akan menjadi kecil dan asam lambung yang berlebih akan kembali ke kerongkongan. 

Mengutip dari Medical News Today, puasa dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak diperhitungkan dengan baik jumlah konsumsi yang masuk. Selain itu, bagi yang terbiasa memakan camilan di sela sarapan, makan siang, dan makan malam akan cukup menantang. Bahkan bisa menyebabkan tingkat stres naik dan sakit kepala karena kurang tidur. 

Kekurangan makan dan nutrisi saat puasa juga dapat menurunkan asam lambung. Tetapi mencium bau makanan dan memikirkan makanan saat puasa dapat mensugesti otak untuk memberitahu perut untuk memproduksi lebih banyak asam lambung sehingga perut menjadi mulas. 

Meski terlihat berisiko, dikutip dari Antara, dokter spesialis gastroentrologi FKUI, Ari Fahrial Syam, mengatakan  penderita penyakit asam lambung tetap dapat berpuasa meski terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Menurut Ari, biasanya penderita asam lambung akan merasa tidak nyaman pada tujuh hingga sepuluh hari pertama. Tetapi semakin lama tubuh akan lebih terbiasa dan beradaptasi meskipun tanpa bantuan obat. 

“Janganlah takut untuk berpuasa bagi para penderita penyakit GERD atau asam lambung. Kalau merasa lambung tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dahulu,” ujarnya. 

Selain membantu dengan obat, dokter yang juga dosen FK UI tersebut juga menjelaskan untuk menjaga makanan yang dikonsumsi terutama yang dapat menyebabkan kenaikan asam lambung, seperti santan, susu, jeroan, gorengan dan daging atau makanan yang tinggi lemak. 

Makanan tersebut dapat memperberat kerja lambung sehingga saat berpuasa menjadi tidak nyaman. Ia juga menuturkan konsumsi daging saat bulan puasa yang berlebih dapat meningkatkan kadar lemak pada lambung, memperlambat pengosongan lambung, dan membuat perut begah. 

Ari menyarankan untuk mengonsumsi clean food, seperti sayur yang direbus dan protein yang diolah dengan dikukus, dibakar, serta rendah lemak. Makanan tanpa rasa pedas dan asam juga disarankan untuk dikonsumsi saat sahur sebab makanan yang berlemak, pedas, dan asam akan memperparah kondisi lambung. Saat berbuka juga disarankan untuk makan dan minum yang manis namun rendah lemak

Terakhir, Ari menegaskan puasa dapat menjadi obat yang baik untuk penderita penyakit asam lambung. Menurut dia, hal yang lebih penting saat bulan Ramadan adalah mengendalikan diri termasuk dalam konsumsi makanan sehari-hari.

TATA FERLIANA

Baca juga: Tips Nyaman Puasa Ramadan untuk Penderita GERD dari FKUI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.