Tradisi Menyambut Ramadan, Dari Potong Rambut sampai Padusan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Puluhan anak-anak dan orang dewasa memadati tempat pemandian umum saat tradisi padusan di Sendang Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta, 26 Mei 2017. Tradisi padusan adalah tradisi menyucikan diri sehari sebelum menjalan ibadah puasa. TEMPO/Pius Erlangga
Puluhan anak-anak dan orang dewasa memadati tempat pemandian umum saat tradisi padusan di Sendang Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta, 26 Mei 2017. Tradisi padusan adalah tradisi menyucikan diri sehari sebelum menjalan ibadah puasa. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta -Tak terasa, kurang dari sebulan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada tanggal 2 April 2022. Untuk menyambutnya, banyak tradisi yang dilakukan oleh kaum muslim di Indonesia. Salah satunya yaitu tradisi potong rambut.

Daerah di Indonesia yang terkenal dengan tradisi ini yaitu Ngawi, Jawa Timur. Tradisi potong rambut sebelum ramadhan telah mereka lakukan sejak bertahun-tahun lamanya.

Berbagai desa di Ngawi melakukan prosesi potong rambut secara massal di samping masjid atau musala bagi para lelaki. Sementara itu, perempuan membersihkan masjid atau musala. Prosesi turun temurun ini dilakukan agar diri lebih bersih saat menyambut datangnya Ramadhan.

Selain di Ngawi, Jawa, tepatnya Solo dan Yogyakarta pun juga memiliki tradisi serupa yang dinamakan padusan. Tradisi tersebut sudah ada di Jawa sejak zaman Walisongo. Sementara itu, di Yogyakarta sendiri tradisi ini telah disebarkan oleh Sultan Hamengkubuwono I.

Adapun padusan sendiri adalah keramas atau mandi besar di sumber mata air murni. Tujuannya kurang lebih sama, yaitu mensucikan diri sebelum memasuki bulan puasa. Padusan juga bermakna sebagai simbol pembersihan jiwa dan raga sehingga bersih lahir batin. Keadaan bersih tersebut membuat seseorang siap menjalani bulan suci Ramadan.

Seiring perkembangan zaman, padusan buat menyambut Ramadan mulai mengalami perubahan. Masyarakat biasa mendatangi kolam renang untuk melakukan padusan. Bahkan, tak sedikit juga yang hanya mandi besar di rumahnya sendiri. Terlebih saat ini sedang masa pandemi, lebih baik untuk menghindari kerumunan.

VIOLA NADA HAFILDA
Baca : Tren Covid-19 Terus Menurun, Yogyakarta Ingatkan Wisatawan Tetap Patuh Protokol