Kapan Malam Nisfu Syaban? Umat Muslim Dianjurkan Meningkatkan Amalan

Reporter

Seorang umat muslim mengikuti dzikir akbar bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban di Monas, Jakarta, Rabu (5/8). Dzikir akbar yang dihadiri wapres bertujuan untuk keselamatan bangsa. Tempo/Tony Hartawan
Seorang umat muslim mengikuti dzikir akbar bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban di Monas, Jakarta, Rabu (5/8). Dzikir akbar yang dihadiri wapres bertujuan untuk keselamatan bangsa. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT menebar rahmat atau kebaikannya kepada semua manusia, baik kebaikan di dunia atau pun di akhirat. Oleh karena itu, mayoritas umat Muslim mengisi malam Nisfu Syaban ini dengan amaliyah dan ubudiyah yang bermanfaat.

Dilansir dari Bisnis.com, Nisfu Syaban berlangsung pada 15 Syaban. Dalam penanggalan Masehi, Nisfu Syaban jatuh pada hari Jumat, 18 Maret 2022. Dijelaskan keistimewaan malam Nisfu Sya’ban pada kitab Qalyûbî wa ‘Umairah sebagai berikut:

“Disunnahkan menghidupkan malam hari raya, Idul fitri dan Idul adha, dengan berzikir dan salat, khususnya salat tasbih. Sekurang-kurangnya adalah mengerjakan salat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk salat Subuh berjamaah. Amalan ini juga baik dilakukan di malam Nisfu Syaban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam-malam tersebut doa dikabulkan.”

Melansir dari laman resmi Jatim.nu.or.id, ulama Syekh Abdullah Muhammad al-Ghimari menuliskan sebuah risalah yang menjelaskan keutamaan-keutamaan malam Nisfu Syaban. Risalah itu diberi nama dengan judul Husnul Bayan fi Lailatin Nishfi min Sya’ban.

Menurut Syekh Abdullah, sejak dahulu keutamaan malam Nisfu Sya’ban ini sudah populer. Saat malam itu tiba, orang-orang akan menghidupkan malam dengan beribadah, memanjatkan doa, dan melakukan zikir.

Selanjutnya, Syekh Abdullah melanjutkan pembahasan keutamaan malam Nisfu Syaban dengan menyebutkan dalil-dalil yang menjadi dasar keutamaan malam Nisfu Sya’ban tersebut, baik dalam bentuk hadis maupun atsar sahabat. Ada 10 hadis yang beliau paparkan, di antaranya adalah hadis yang artinya: “Ketika malam Nisfu Syaban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Ia berfirman: “Ingatlah orang yang memohon ampunan kepadaKu maka Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada–Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah orang yang meminta kesehatan kepada–Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah begini, sehingga fajar tiba.”

Sementara atsar yang dikutip Syekh Abdullah adalah riwayat Nauf al-Bikali, dia berkata, “Sungguh Ali pada malam Nisfu Sya’ban beliau keluar (dari rumah) dan mengulanginya berkali-kali seraya melihat ke langit. Beliau berkata: “Sungguh saat ini tidaklah seseorang berdoa kepada Allah melainkan akan Ia kabulkan, tidaklah seseorang memohon ampunan kepada-Nya pada malam ini melainkan Ia akan mengampuninya, selama ia bukan seorang ‘asysyar (penarik pungutan liar), tukang sihir, tukang syair, tukang ramal, pengurus pemerintahan suatu daerah, tentara pilihan penguasa, penarik zakat, pemukul genderang dan tambur.”

Keutamaan serta keistimewaan pada malam Nisfu Syaban hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pada malam itu, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, melaksanakan amal kebaikan, serta memohon pengampunan untuk dosa-dosa yang dilakukan semasa hidupnya.

RINDI ARISKA 

Baca: Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syaban 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.