Keistimewaan Puasa Syaban, ini 5 Syaratnya

Reporter

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu amalan yang dapat dilakukan pada bulan Syaban ialah berpuasa. Puasa pada bulan Syaban atau puasa Syaban hukumnya sunnah bila dikerjakan. Nabi Muhammad SAW juga sering mengerjakan puasa pada bulan tersebut. Apabila ingin memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW di akhirat kelak sebagai bentuk dari keistimewaan Puasa Syaban, maka berpuasa Syabanlah.

Mengutip dari www.nu.or.id di antara bulan-bulan dalam tahun hijriyah, Syaban menjadi salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. Salah satu bukti kemuliaan bulan Syaban kata KH A Mustain Sfafi'i, seorang Mudir 1 Pesantren Madrasah Qur'an (MQ) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, adalah banyaknya puasa sunnah yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW di bulan tersebut.

Pada bulan Syaban, puasa bisa dikerjakan pada awal bulan, pertengahan bulan dan akhir bulan. Puasa yang dapat dilakukan di antaranya ialah puasa tiga hari setiap bulan hijriah, puasa Senin dan Kamis, serta puasa Daud yakni puasa sehari dan seharinya lagi tidak berpuasa. Puasa yang dilaksankana selama tiga hari mulai tanggal 13, 14 dan 15 disebut dengan puasa Ayyamul Bidh. 

Dilansir dari islam.nu.or.id memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat nanti menjadi keutamaan puasa Syakban. Ini berdasarkan pada perkataan dari Syekh Nawawi al-Bantani “Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat belau di hari kiamat.” (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi-in, [Bairut, Darul Fikr], h. 197).

Syarat Puasa Syaban

Puasa Syaban bisa dilakukan satu, dua, atau tiga hari dan seterusnya hingga satu bulan penuh. Secara teknis, puasa Syaban bisa dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Niat di hati, niat puasa dengan cara yang lebih baik bisa dilakukan dengan "Nawaitu shauma sya'bana lilahi ta'ala" yang artinya: "Saya niat puasa Syaban karena Allah ta'ala. Selain di ucapkan dalam hati, membaca niat juga disunnahkan diucapkan dengan lisan. 

Niat puasa Syakban bisa dilaksanakan sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu ketika matahari tergelincir ke arah barat, sebagaimana puasa sunnah lainnya. Syaratnya yaitu belum melakukan apapun hal yang dapat membatalkan puasa sejak fajar terbit atau sejak masuk waktu subuh (Al-Malibari, Fathul Mu’in, juz II, h. 223).

2. Makan sahur, lebih utama dikerjakan menjelang masuknya waktu subuh sebelum imsak.

3. Menahan diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa, seperti makan, minum dan semacamnya.

4. Menjaga diri dari sesuatu yang dapat membatalkan pahal puasa, seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan perbuatan dosa lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya “Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan.” (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfar, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, h. 186).

5. Ketika waktu Maghrib tiba, segeralah berbuka puasa. (Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyyatul Bajuri ‘ala Ibnil Qasim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, h. 292-294).

PUSPITA AMANDA SARI

Baca: 4 Puasa Sunnah Umat Islam Berikut Doa Niat Berpuasa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.