Hukum dan Keutamaan Puasa Senin Kamis

Reporter

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Senin Kamis adalah ibadah puasa sunnah yang ditunaikan pada hari Senin dan Kamis seusai namanya. Melansir dalam Alhilal.id, seperti hukum mengerjakannya, mereka yang melakukan puasa ini akan mendapat ganjaran pahala, sementara yang meninggalkannya tak bedosa dan tak memperoleh pahala.

Puasa atau shaum secara bahasa mempunyai arti upaya menahan diri, baik dari lapar dan haus dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Ibadah satu ini juga sering dimaksudkan untuk belajar menahan hawa nafsu atau emosi, dan bukan sekedar menahan lapar dan haus saja.

Syaikh Musthafa Al Bugha dalam Fikih Manhaji menegaskan, dalil sunahnya puasa ini adalah berdasarkan hadits riwayat Aisyah RA. Ia berkata: "Nabi SAW selalu menjaga puasa Senin dan Kamis.” (HR Tirmidzi dan Ahmad; shahih lighairihi).

Sementara keutamaan berpuasa disampaikan Rasulullah SAW melalui sabdanya, sebagai berikut:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.

Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR Muslim).

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Rasulullah Anjurkan Umat Islam Puasa Senin Kamis, ini Hukumnya