Ikuti Kami di
TEMPO.,CO, Jakarta - Umrah dan haji adalah dua ibadah yang sama-sama melakukan perjalanan ke Makkah, mengunjungi Kabah, serta melakukan tawaf, sa'i, dan bercukur untuk mengharap rida Allah SWT. Meskipun mirip, keduanya memiliki perbedaan utama, salah satunya hukum menunaikannya.
Adapun hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap Muslim dewasa yang telah memenuhi syarat, baik secara fisik, ilmu, dan mampu secara ekonomi untuk mengadakan perjalanan ke Baitullah, Arab Saudi, minimal satu kali dalam seumur hidupnya.
Sementara itu, berdasarkan beberapa Mazhab hukum ibadah umrah bisa sunnah, bisa pula jadi wajib. Menurut mazhab Hanafi dan Maliki, umrah hukumnya sunah muakkadah dengan kata lain sangat dianjurkan mengerjaannya. Lain hal bagi mazhab Syafi'i dan Hanbali, hukum umrah menurut Mazhab ini adalah wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu.
Dalam firman Allah SWT Alquran surah Al-Baqarah ayat 196 disebutkan ketentuan mengenai umrah, yang artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah," (Al-Baqarah [2]: 196)
Perbedaan lainnya terdapat pada rukun umrah yang tidak mencakup wukuf di Arafah, sedangkan haji mewajibkan untuk wukuf di Arafah. Dilansir dari NU Online, rukun umrah hanya empat, yaitu niat ihram, tawaf, sa’i dan memotong rambut. Sedangkan haji, rukunnya ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut.
Terakhir, perbedaan paling mencolok antara ibadah haji dan umrah adalah waktu pelaksanaannya. Kalau ibadah haji hanya dilakukan sejak awal Syawal hingga subuh Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah). Sedangkan ibadah umrah boleh dilakukan kapan pun sepanjang tahun.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca: Arab Saudi Resmi Buka Pintu Masuk bagi Jemaah Umrah dari Indonesia
