TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftachul Akhyar, mengatakan pemuka agama memiliki tugas besar dalam menghadapi pandemi virus corona yang berkepanjangan, yakni mengedukasi umat jika bahaya Covid-19 itu nyata.
Menurut dia, dengan ulama memberikan penjelasan akan bahaya nyata Covid-19, diharapkan umat semakin sadar tentang pentingnya keselamatan hidup. “Kami mengharapkan peran itu betul-betul dimaksimalkan karena ini bukan hoaks, melainkan betul-betul nyata. Bukan hanya Indonesia yang mengalami musibah,” katanya seperti dikutip dari laman resmi MUI, Selasa, 21 Juli 2021.
Miftachul menyerukan agar semua pihak berjuang bersama sehingga Covid-19 tidak memakan korban jiwa lebih banyak melalui kerja-kerja nyata. Jika tenaga kesehatan berada di garda terdepan maka tugas ulama adalah terus mengingatkan umat.
Miftachul menuturkan Covid-19 mungkin merupakan salah satu bentuk permintaan pertanggungjawaban Allah kepada para ulama. Menurutnya, pertanggungjawaban ini sesuai dengan amanat besar yang diberikan Allah kepada para ulama sebagai pewaris nabi.
“Satu sisi ini musibah bagi kita namun juga bagaimana kita bisa melaporkan tanggung jawab kepada Allah SWT dalam melaksanakan tugas sebagai ulama,” ujarnya.
Selain itu, Miftachul mengatakan, Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa manusia yang paling berat menerima ujian adalah para nabi kemudian para pewarisnya, termasuk ulama. Maka tanggung jawab seorang ulama di sini dibutuhkan untuk semakin menyadarkan umat terkait keselamatan hidup.
“Yang dihadapi ulama bukan hanya memberikan pencerahan, melainkan menyadarkan mereka yang menyebarkan virus fitnah tentang kebohongan Covid-19,” tuturnya.
NAUFAL RIDHWAN ALY