Gerhana Bulan Total, Kementerian Agama Imbau Umat Islam Gelar Salat Gerhana

Reporter

Gerhana bulan total atau juga disebut blood moon yang terlihat di atas Amman, Yordania, Jumat, 27 Juli 2018. REUTERS/Muhammad Hamed
Gerhana bulan total atau juga disebut blood moon yang terlihat di atas Amman, Yordania, Jumat, 27 Juli 2018. REUTERS/Muhammad Hamed

TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana bulan total akan terjadi pada Rabu malam 26 Mei 2021. Gerhana bulan ini diperkirakan akan berlangsung sejak pukul 18.09 hingga 20.51 WIB.

Peristiwa alam gerhana bulan total ini bisa dilihat dari seluruh wilayah di Indonesia Namun hanya pengamat di Papua yang bisa menyaksikan proses gerhana yang dikenal sebagai super-blood moon itu dari awal sampai akhir. Sedangkan daerah lain hanya dapat menyaksikan sebagian prosesnya sampai selesai.

Adapun secara global gerhana bulan ini berlangsung selama dua hari dan akan menjadi fenomena gerhana bulan total satu-satunya sepanjang 2021, dan tidak akan terjadi lagi hingga Mei 2022 mendatang. 

Gerhana Bulan Total pada Rabu malam 26 Mei 2021terjadi disaat bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi atau disebut dengan sitilah  perigee. Bulan purnama pada saat perigee dikenal dengan istilah Bulan Super atau supermoon.  Sehingga gerhana bulan total kali ini dikenal juga sebagai Gerhana Bulan Super Merah atau Super Blood Moon Eclipse.  

Sehubungan itu, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama mengimbau umat Islam agar melaksakan salat sunnah gerhana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Kami mengimbau kaum muslimin agar melakukan Salat Gerhana,” kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin seperti dikutip Tempo dari laman Kementerian Agama, Rabu 26 Mei 2021.

Kamaruddin menjelaskn sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, umat Islam dianjurkan melakukan salat gerhana, walaupun dalam posisi gerhana bulan sebagian.  Selain itu, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak zikir, doa, istighfar, taubat, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya. 

Dengan mempertimbangkan waktu terbit bulan di masing-masing daerah, maka Salat Gerhana bisa dilakukan pada rentang setelah Salat Maghrib sampai selesai Gerhana.

Mengingat situasi masih pandemi, Kamaruddin mengatakan Salat Gerhana agar diselenggarakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan disiplin 5M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Tuntunan Islam saat terjadi Gerhana:

 Hadis Rasulullah SAW tentang tuntunan bila ada gerhana

Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata:

“Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga (matahari) kembali tampak.” (H.R. Al-Bukhari)

Demikian tuntutan dari Nabi Muhammad SAW bila umat Islam melihat atau mengalami fenomena gerhana, termasuk didalamnya adalah gerhana bulan total. 

Baca juga: Gerhana Bulan Total Hari Ini, Pengamatan Utuh Hanya Bisa dari Papua