Strategi Jadi Pebisnis Sukses Ala Rasulullah Muhammad SAW

Reporter

Suasana jual beli di Lantai Semi Basement Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat, Rabu 24 Juli 2019. Tempo/Silvy Riana Putri
Suasana jual beli di Lantai Semi Basement Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat, Rabu 24 Juli 2019. Tempo/Silvy Riana Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum dikaruniai risalah kenabian, Rasulullah, Sayyidina Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang sukses. Dalam menjalankan bisnisnya, beliau sangat memegang teguh etika-etika bisnis. Seperti misalnya kejujuran, baginya itulah kunci utama praktik dagangnya. Ia benar-benar jujur menyampaikan kondisi riil barang dagangannya.

Sebagai pedagang, Nabi Muhammad menjunjung tinggi keadilan. Artinya beliau tidak pernah menipu takaran, ukuran dan timbangan. Bahkan etika keadilan Beliau terapkan untuk seluruh kaum, baik muslim maupun kaum lainnya. Begitupun soal promosi, beliau justru selalu membantu mempromosikan barang dagangan pedagang lainnya, jika ia tidak menjual barang tersebut. Ia sama sekali tidak pernah menjelek-jelekan dagangan milik orang lain.

Konon penimbunan barang tradisi pedagang jahiliyah, langkah ini adalah strategi untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Berbeda dengan Nabi, beliau justru tidak pernah melakukannya. Terbukti Ketika berbisnis dengan Khadijah, Nabi selalu menjual barang dagangannya sampai habis. Namun karena keterbatasan alat transportasi Muhammad membawa barang dagangan secukupnya.

Mengenai strategi bisnis ala Nabi dalam buku Marketing Muhammad, ada beberapa tips agar jadi pedagang sukses. Pertama, melakukan segmentasi, maksudnya menetapkan target pasar dan positioning. Sebelum memulai bisnis, Nabi akan melakukan riset mengenai kebiasaan, cara hidup, cara makan dan minum, serta kebutuhan yang diperlukan masyarakat tempat lokasi ia berdagang. Apalagi Nabi juga mahir dalam melakukan targeting.

Strategi kedua adalah diferensiasi atau bauran pemasaran, dan memiliki prinsip kuat dalam berbisnis. Ia berdagang dengan cara-cara yang beda, tidak konvensional sama seperti pedagang lainnya. Caranya beliau menjalin hubungan yang baik atau silaturahim dengan pelanggannya dan melakukan ekspansi usaha ke wilayah-wilayah lain.

Kemudian Rasulullah kerap mematok harga sesuai dengan nilai komoditas barang dagangannya dan tidak melakukan perang harga dengan pedagang lainnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi menegaskan hal tersebut. “Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu.” Kata Nabi Muhammad saw.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Rasulullah Telah Mengajarkan Tipe Kepemimpinan yang Adil dan Amanah