Libur Lebaran, Pemkot Jakarta Selatan Prediksi Volume Sampah Naik 15 Persen

Petugas dengan alat berat mengambil sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 1 Juni 2020. Penurunan volume sampah di Bantargebang ini diakibatkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak pada aktivitas di pusat perbelanjaan dan kuliner. ANTARA/Fakhri Hermansyah
Petugas dengan alat berat mengambil sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 1 Juni 2020. Penurunan volume sampah di Bantargebang ini diakibatkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak pada aktivitas di pusat perbelanjaan dan kuliner. ANTARA/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, JakartaPemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan memperkirakan volume sampah libur Lebaran melonjak 10 hingga 15 persen dari rata-rata normal per hari sebesar 1.500-1.600 ton. 

"Untuk itu, Suku Dinas Lingkungan Hidup tidak meliburkan personel kebersihan," kata Pelaksana Tugas Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji, ketika mendata pemudik di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu 16 Mei 2021.

Bahkan, lanjut dia, petugas kebersihan tetap bekerja melaksanakan penanganan sampah 24 jam tiap hari yang dibagi beberapa jam kerja.

Isnawa menjelaskan prediksi kenaikan volume sampah itu disebabkan adanya larangan mudik sehingga kegiatan masyarakat banyak terkonsentrasi di dalam kota.

"Karena tidak mudik, otomatis warga banyak cari tempat makan, kafe, restoran, mal, warung makan," imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, kondisi itu menghasilkan volume sampah dari kemasan-kemasan makanan dan minuman yang dikonsumsi selama libur Lebaran.

Ia mengatakan kondisi tersebut berbeda ketika sebelum ada pandemi COVID-19 dan mudik masih menjadi kebiasaan rutin tahunan, volume sampah biasanya menurun drastis.

Isnawa memberikan contoh rata-rata volume sampah di DKI Jakarta per hari mencapai sekitar 7.000 ton.