5 Sajian Camilan Tradisional Lebaran Idul Fitri yang Tetap Favorit

Reporter

Juru masak menyusun kue tradisional untuk dijadikan miniatur masjid di hotel Paragon, Surakarta, Jawa Tengah, 2 Juni 2017. Bermacam-macam kue tradisional antara lain Onde-onde Ceplus, Unter-unter, Kuping Gajah, Ceplik, Kembang Goyang, dan Jipang dibuat selama tujuh hari untuk menyambut bulan ramadan di hotel tersebut. Tempo/Bram Selo Agung
Juru masak menyusun kue tradisional untuk dijadikan miniatur masjid di hotel Paragon, Surakarta, Jawa Tengah, 2 Juni 2017. Bermacam-macam kue tradisional antara lain Onde-onde Ceplus, Unter-unter, Kuping Gajah, Ceplik, Kembang Goyang, dan Jipang dibuat selama tujuh hari untuk menyambut bulan ramadan di hotel tersebut. Tempo/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melalui satu bulan penuh puasa, seluruh umat muslim akan marayakan hari raya Idul Fitri. Setiap rumah, di mejanya biasanya sudah tersaji aneka camilan yang tersimpan di toples.

Camilan ini dibuat untuk para sanak saudara dan tetangga ketika berkunjung untuk silaturahmi ke rumah saat lebaran. Kue yang dihidangkan bermacam, mulai kue yang dipanggang atau digoreng, dari rasanya yang manis hingga yang asin dan gurih.

Tidak harus camilan mahal dan modern, camilan jadul juga tidak kalah menjadi hidangan favorit bagi para tamu. Berikut  camilan jadul yang tidak ketinggalan menjadi hidangan menambah semarak merayakan lebaran 2021 ini.

  1. Rengginang

Rengginang menjadi cemilan yang di nanti nanti ketika lebaran tiba. Berasal dari Jawa Barat dan Banten, cemilan tradisional ini berbentuk bulat kecil yang terbuat dari beras ketan, yang di jemur lalu digoreng. Agar rasanya lebih nikmat, beras ketan tersebut dicampur dengan garam dan bumbu terasi sebagai perasa.

Cirikhas rengginang ketika lebaran yaitu diletakkan dalam toples besar dalam jumlah banyak.  Akhirnya, banyak menyimpan rangginang dalam stoples bekas wafer atau biskuit, supaya tetap renyah.

Dibalik kerenyahannya, rangginang memiliki filosofi yang unik. Dimana terdapat symbol persatuan dari butiran beras ketan yang menempel. Sehingga saling menyatu dan tidak mudah terpecah belah.

  1. Kembang Goyang

Dikuti dari laman Indonesia Kaya, kembang goyang merupakan salah satu cemilan tradisional khas betawi. Meskipun kuno, tetapi masih menjadi kegemaran masyarakat hingga kini.

Menjadi cemilan saat lebaran, kembang goyang terbuat dari tepung beras, dengan proses buatnya digoyang goyang hingga adonan terlepas dari cetakan.  Selain lebaran, kembang goyang juga biasanya dibuat untuk acara-acara hajatan.

Nama yang diberikanpun sesuai dengan bentuknya yang menyerupai kelopak bunga. Adapun di daerah lain menyebutnya dengan nama beragam, ada yang menyebutnya kembang Loyang, kue Bunga Matahari, Antari dan Lentari dan lainnya.

  1. Peyek

Peyek menjadi santapan cemilan saat perayaan idul fitri berlangsung. Meski tergolong cemilan yang jadul karena konon telah ada sejak masa Kesultanan Mataram sekitar abad ke-16. Tetapi tetap menjadi camilan favorit hingga saat ini.

Peyek memiliki ragam jenis, ada peyek udang, peyek kacang tanah, bahkan peyek kacang hijau. Terbuat dari bahan dasar tepung terigu dengan campuran air serta bumbu lainnya, proses pembuatan peyek dengan cara di goreng tipis hingga renyah. Tidak hanya untuk hidangan lebaran, peyek juga bisa jadi lauk pauk teman nasi.

  1. Kue Sepit

Kue sapik memiliki rasa manis dan renyah ini merupakan cemilan khas Sumatera Barat. Nama kue sapik, diambil dari bahasa minang, yang artinya dijepit, berdasarkan proses pembuatannya.

Untuk menikmati rasa kue sapik yang gurih, dibutuhkan kesabaran ketika membuatnya, kue sapik menjadi hidangan yang khas hari besar Idul Fitri.

Terbuat dari adonan berbahan dasar tepung beras, kue sapit dipanggang menggunakan cetakan yang tipis, kemudian langsung dibentuk ketika adonan yang telah dipanggang masih panas pula.

  1. Keripik Pisang

Cemilan tradisional lainnya yang menjadi hidangan lebaran yaitukeripik pisang. Seperti namanya keripik, memiliki rasa yang renyah dengan rasa khas buah pisang.

Untuk mengonsumsi keripik pisang, dapat disajikan terbagi menjadi dua cita rasa yaitu manis dengan diberi gula dan rasa asin dari garam.

Dahulu keripik pisang dipotong tipis memanjang, dengan hasil panen buahnya sendiri. Kini untuk mengonsumsinya, orang-orang dapat membelinya di toko camilan tradisional.

WILDA HASANAH

Baca: 4 Camilan Sebelum Tidur yang Direkomendasikan Ahli