5 Peristiwa Penting Dalam Kehidupan Rasulullah Saat Ramadan

Reporter

Puluhan Juta Umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah Haji, berdoa di hadapan Kakbah di Masjidil Haram di kota suci mereka Mekah, Arab Saudi, 8 Agustus 2019. REUTERS/Waleed Ali
Puluhan Juta Umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah Haji, berdoa di hadapan Kakbah di Masjidil Haram di kota suci mereka Mekah, Arab Saudi, 8 Agustus 2019. REUTERS/Waleed Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Ramadan, bulan suci umat Islam. Diyakini bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Pada bulan istimewa ini juga terdapat beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam.

  1. Turunnya kitab suci Alquran

Tepat 17 ramadan, 13 tahun sebelum hijriyah. Rasulullah menerima wahyu pertama kali. Alquran diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro, Makkah. Malaikat Jibril menghampiri Rasulullah dan memintanya membaca Al-Qur’an. Jibril mengulang perintahnya hingga tiga kali, namun Nabi mengatakan bahwa dirinya tidak bisa membaca.

Akhirnya, Jibril mengajarkan Nabi membaca, dengan surah Al-Alaq ayat 1-5 sebagai surat pertama dalam Alquran. Saat itu juga Nabi Muhammad diangkat sebagai Rasulullah, utusan Allah Subhanahu wata’ala. Kemudian proses turunnya Al-Qur’an terus berangsur-angsur selama 23 tahun.

  1. Perang Badar

Kejayaan umat muslim ditandai dengan perang badar, pertempuran yang menentukan pangkal perjuangan dakwah nabi. Artinya, sekiranya mengalami kekalahan, maka dakwah akan kandas, tak dilanjutkan. Perang ini pun dikenal sebagai Ghazwah Badr al-Kubra yakni perang yang menandai awal kejayaan kaum muslim.

Sejarah mencatat, peristiwa penting ini terjadi pada Jumat 17 Ramadan tahun 2 Hijriyah, tepatnya 13 Maret 624 Masehi.  Saat itu perbandingan pasukan musuh dan pasukin muslim sangat jauh. Nabi hanya membawa 313 pasukan untuk menghadapi 950 pasukan non muslim. Namun, dengan izin Allah, tentara muslim berhasil melawan pasukan kafir Quraisy. Kemenangan ini pun disinggung dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 123-126

  1. Fathu Makkah (Penaklukan Makkah)

Sekitar tanggal 20 Ramadan, tahun 8 hijriyah umat muslim kembali menghadapi pertempuran. Kali ini dipicu oleh pengingkaran perjanjian hudaibiyah oleh kaum Quraisy, bahkan mengadu domba kabilah lainnya yang telah berdamai dengan Rasulullah.

Lantas Rasulullah menunjuk sahabatnya Khalid bin Walid sebagai panglima perang dengan pesan tidak memulai serangan sebelum diserang terlebih dahulu, bahkan dilarang membunuh kecuali orang yang memerangi. Khalid bersama 10.000 pasukan muslim berhasil menaklukan Mekah tanpa peperangan. Nabi membagi pasukannya jadi empat.

Pertempuran tersebut dimenangkan kaum muslim. Usai perang, Nabi pun memerintahkan pasukan untuk menghancurkan berhala sebanyak 360 di sekitar bangunan Kabah. Lantas dikumandangkan takbir, Rasulullah pun salat di makam Nabi Ibrahim dan meminum air zam-zam.

  1. Wafatnya orang penting di kehidupan Nabi

Fatimah Az-zahra adalah putri Nabi. Meninggal pada 3 Ramadan tahun 3 Hijriyah. Fatimah wafat di usia 28 tahun. Fatimah menyusul kepulangan Nabi 6 bulan sebelumnya. Sosok selanjutnya Khadijah, istri nabi. Beliau wafat di usia 65 tahun, sekitar 10 Ramadan (619 Masehi). Menyusul putri Rasulullah SAW yakni Ruqqayah, istri dari sahabat Rasulullah SAW, Utsman bin Affan RA. Beliau meninggal pada usia 22 tahun, saat Perang Badar tahun 2 hijriah (624 Masehi).

Kemudian wafat Ali bin Abi Thalib, khalifah pertama dari bani Hasyim. Ia juga menantu nabi dari putrinya Fatimah. Meninggal pada 21 Ramadan, tahun 40 Hijriah (661 Masehi) dalam usia 63 tahun. Dan Aisyah, istri nabi, putri dari sahabatnya Abu Bakar ash-Siddiq. Beliau wafat di Madinah pada 17 Ramadan 58 Hijriah (678 Masehi).

  1. Datangnya Lailatul Qadar

Lailatul Qadar adalah malam yang disebut-sebut lebih indah dari malam seribu bulan. Istimewanya tak ada satu pun manusia yang tahu pasti kapan datangnya Lailatul Qadar, hanya rahasia Allah.

Malam lailatul qadar yang istimewa ini pernah dialami Rasulullah SAW usai menyendiri dan mendapat wahyu pertama di Gua Hira pada Ramadan (610 Masehi). Lailatul qadar dikisahkan berlangsung pada salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: 10 Terakhir Puasa Ramadan, Bolehkah Iktikaf di Rumah?